Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Vaksin Sinovac Berisi Virus Mati, Hampir Tak Mungkin Sebabkan Orang Terinfeksi

Kompas.com - 22/01/2021, 15:32 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan angkat bicara soal kasus Bupati Sleman Sri Purnomo yang dinyatakan positif Covid-19 seminggu setelah disuntik vaksin.

Juru Bicara Vaksinasi dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan, hampir tak mungkin seseorang yang divaksin Sinovac terinfeksi virus corona karena vaksin. Sebab, vaksin tersebut berisi virus mati.

"Vaksin Sinovac adalah vaksin berisi virus mati ( inactivivated), jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi," kata Nadia dalam sebuah pernyataan yang diterima Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

Jika melihat sequence waktunya, kata Nadia, sangat mungkin bahwa Sri Purnomo berada dalam masa inkubasi saat menerima suntikan vaksin, sehingga ada kemungkinan sudah terpapar virus tapi belum bergejala.

Ia menjelaskan, waktu antara paparan dan munculnya gejala virus sedang dan tinggi secara alamiah adalah sekitar 5-6 hari.

"Waktu yang pas, karena divaksin tanggal 14 Januari, sementara hasil swab PCR positif tanggal 20 Januari," jelas dia.

Baca juga: Bupati Sleman Positif Covid-19 Meski Sudah Divaksin, Ini Kata Kemenkes

Butuh dua kali penyuntikan

Nadia kembali menegaskan, vaksinasi Covid-19 membutuhkan dua kali dosis penyuntikan.

Hal itu dilakukan karena sistem imun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengetahui bagaimana cara efektif melawan virus.

Menurut dia, suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan awal, sementara suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.

"Hal ini memicu respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif di masa mendatang," ujar Nadia.

Ia menambahkan, sejumlah vaksin seperti cacar air, hepatitis A, herpes zoster (cacar ular) juga memerlukan dua dosis vaksin untuk mencegah penyakit tersebut.

Beberapa vaksin bahkan membutuhkan dosis yang lebih banyak, seperti vaksin DTaP untuk difteri, tetanus, dan pertusis.

Oleh karena itu, proses pemberian vaksinasi Covid-19 akan tetap dilakukan seperti yang telah ditargetkan.

Baca juga: Sudah Divaksin Apakah Jadi Kebal? Jangan Keliru Memahami, Simak Penjelasan Dokter

Tetap jalankan protokol kesehatan

Nadia berpesan, masyarakat masih memiliki kewajiban untuk menjalankan protokol kesehatan, meski sudah ada vaksinasi.

Karena selain tetap harus menjaga diri sendiri, masih dibutuhkan waktu untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), sehingga upaya 3M, 3T, dan vaksinasi harus tetap dijalankan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

Tren
Film Vina dan Fenomena 'Crimetainment'

Film Vina dan Fenomena "Crimetainment"

Tren
5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com