Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Divaksin Apakah Jadi Kebal? Jangan Keliru Memahami, Simak Penjelasan Dokter

Kompas.com - 22/01/2021, 12:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak Rabu (13/1/2021).

Di media sosial, ada yang berpendapat vaksin virus corona akan memberikan kekebalan pada tubuh dan mengakhiri pandemi virus corona.

"Ga donk, vaksin kan biar kebal covid. Kalau udah vaksin trus kebal smua artinya selesai tuh pandemi, cuma butuh waktu juga buat bner2 kaya dlu lgi. Kayanya gtu deh..," tulis salah satu akun.

Di dunia, ada beberapa penyakit atau wabah yang berhasil diatasi dengan penggunaan vaksin.

Misalnya, polio, tetanus, flu (influenza), hepatitis B, hepatitis A, rubella, hib, campak, batuk rejan (pertusis), penyakit radang paru, rotavirus, gondongan, dan difteri.

Akan tetapi, ada hal yang harus dipahami lebih jauh tentang vaksin, termasuk vaksin Covid-19.

Dalam beberapa kesempatan, sejumlah epidemiolog mengingatkan bahwa dimulainya vaksinasi Covid-19 bukan berarti pandemi akan langsung berakhir. Proses vaksinasi membutuhkan waktu.

Oleh karena itu, kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol pencegahan dan peningkatan testing serta tracing oleh pemerintah tetap menjadi kunci pengendalian pandemi saat ini.

Bagaimana memahami dengan tepat soal vaksinasi agar tak keliru memahami?

Dokter umum yang juga kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, Adam Prabata menjelaskan, tujuan vaksinasi memang untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu mikroorganisme tertentu.

"Kekebalannya bisa berupa kekebalan humoral atau cairan, yaitu antibodi, dan kekebalan seluler contohnya sel limfosit T," kata Adam, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/1/2021).

Baca juga: Update Corona Dunia 22 Januari: Kebakaran di Pabrik Vaksin Covid-19

Apakah setelah divaksin akan kebal terhadap virus? 

Terkait kekebalan dan efikasi, Adam mengungkapkan, muncul dan terdeteksinya kekebalan dan efikasi merupakan hal yang berbeda.

Ia mengatakan, kekebalan tubuh yang terbentuk belum tentu 100 persen mencegah terjadinya infeksi.

Sementara itu, efikasi atau kemanjuran merupakan kemampuan suatu vaksin dalam mencegah penyakit dalam keadaan ideal dan terkontrol.

"Nah efikasinya seperti apa yang dituju itu tergantung protokol uji klinisnya. Kebetulan untuk vaksin Covid-19 ini sasarannya adalah Covid-19 yang bergejala. Jadi yang dihitung adalah efikasi vaksinnya untuk Covid-19 yang bergejala" ujar Adam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com