KOMPAS.com - Bencana banjir akibat cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), dan mengakibatkan puluhan ribu warga terpaksa harus mengungsi.
Salah satu warga yang terdampak banjir Kalsel adalah Muhammad Azhary (25), warga Desa Bincau Muara, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Azhar begitu dia akrab disapa menambahkan, ia bersama keluarganya mengungsi ke lokasi pengungsian di Stadion Demang Lehman, yang berjarak 5 kilometer dari rumahnya.
Baca juga: Banjir Kalsel, Meluasnya Lahan Sawit, dan Masifnya Pertambangan...
Azhar mengaku telah berada di lokasi pengungsian sejak Senin (11/1/2021).
"Sebenarnya banjirnya itu sudah satu bulan yang lalu, cuma nanti naik kemudian turun lagi, tapi kalau tiga hari terakhir itu debit airnya naik tinggi," kata Azhar saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/1/2021)
Azhar mengatakan, hampir semua warga di desanya, terutama perempuan dan anak-anak, telah mengungsi ke tempat aman. Namun, masih ada beberapa laki-laki yang bertahan di desa.
Baca juga: UPDATE Banjir Kalsel: Kebutuhan Mendesak Logistik dan 3.571 Rumah Masih Terendam
Selain merendam rumahnya, imbuh Azhar, banjir kali ini juga turut merendam lahan padi seluas puluhan hektar milik keluarganya, yang terletak di belakang rumahnya.
"Itu sudah habis. Kalau ketinggiannya (air) itu, di dalam rumah saya itu sampai sedada orang dewasa. Kalau di jalanannya itu sampai leher," katanya lagi.
"Hampir 2 meter," imbuhnya.
Baca juga: Analisis BMKG soal Cuaca Ekstrem Januari-Februari 2021...
Butuh pakaian dan obat-obatan
Azhar mengungkapkan, saat ini warga yang berada di pengungsian sangat membutuhkan pakaian bersih dan juga obat-obatan.
"Baju sama obat-obatan. Air bersih alhamdulillah masih aman," kata Azhar.
Dia menyebut, beberapa lansia dan anak-anak di pengungsian sudah ada yang terserang penyakit kulit, seperti gatal-gatal, akibat terkena air banjir yang keruh.
Baca juga: Ramai soal Tren Fashion Pakaian Bekas, Bagaimana agar Aman dari Rasa Gatal?
Sementara itu, untuk kebutuhan makan sehari-hari, Azhar menyebut, beberapa desa yang wilayahnya tidak terendam banjir secara swadaya membuka dapur umum.
"Jadi nanti didistribusikan ke daerah yang terkena banjir," kata Azhar.