Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pakar Pertanyakan Hasil Uji Klinis Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Kompas.com - 27/11/2020, 13:02 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Saat mengeksplorasi metode pemilihan dosis, tim peneliti ternyata memberikan satu dosis yang lebih rendah dari yang direncanakan.

Oxford menjelaskan lebih lanjut, pada Kamis (26/11/2020), bahwa perbedaan dalam proses manufaktur telah menyebabkan kesalahan tersebut.

Mereka menyebut masalah manufaktur itu telah diperbaiki. Otoritas Inggris yang mengawasi pun disebut telah setuju untuk memasukkan kedua pendekatan yang dilakukan dalam uji coba klinis fase 3.

Meski mendapat sejumlah kritik menyangkut transparansi uji klinis, Mene Pangelos dalam wawancaranya dengan Wall Street Journal, Rabu (25/11/2020), bersikeras kesalahan itu tidak relevan.

"Bagaimanapun cara Anda melihat data, bahkan jika Anda hanya mempercayai data dari dosis penuh, kami masih memiliki efektivitas yang memenuhi ambang persetujuan, yakni lebih dari 60 persen," kata Pangalos.

Baca juga: Rusia Tawari AstraZeneca Uji Coba Vaksin Covid-19 Gabungan

Mempertanyakan efektivitas

Dilansir dari Reuters, Kamis (26/11/2020), perhatian utama para ilmuwan tertuju pada tingkat efektivitas 90 persen yang dihasilkan oleh salah satu kelompok relawan uji klinis AstraZeneca.

Para ilmuwan mengatakan, analisis sub-kelompok yang dilakukan AstraZeneca berpotensi menghasilkan pembacaan palsu.

"Analisis sub-kelompok dalam uji coba terkontrol secara acak selalu penuh dengan kesulitan," kata Paul Hunter, profesor kedokteran di Universitas East Anglia Inggris.

Dia mengatakan, secara khusus, analisis semacam itu meningkatkan risiko "kesalahan tipe 1" atau dengan kata lain vaksin dianggap efektif, padahal tidak.

Hal ini sebagian disebabkan karena jumlah peserta sangat berkurang dalam satu sub-kelompok. Sehingga lebih sulit untuk memastikan sebuah temuan tidak hanya karena perbedaan atau persamaan kebetulan di antara peserta.

"Untuk memiliki keyakinan pada hasil, setiap analisis subkelompok harus cukup didukung dengan sejumlah besar sukarelawan untuk dianalisis," kata Hunter.

Jumlah 2.741 relawan dalam kelompok pertama uji klinis AstraZeneca yang memberikan tingkat efektivitas di atas 90 persen, dinilai kecil.

Apalagi, jika dibandingkan puluhan ribu relawan yang terlibat dalam uji coba Pfizer dan Moderna, yang juga menghasilkan tingkat efektivitas di atas 90 persen.

Baca juga: Berapa Harga Vaksin Oxford-AstraZeneca yang Diklaim Murah?

Data kurang lengkap

Di luar tingkat efektivitas vaksin, data yang dirilis AstraZeneca juga hanya memberikan sedikit hal untuk dipelajari para ilmuwan. Tidak disebutkan berapa banyak infeksi yang terjadi pada masing-masing kelompok sukarelawan.

“Banyak pertanyaan yang belum terjawab,” kata Morgane Bomsel, pakar di Pusat Riset Ilmiah Nasional Prancis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com