Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Potensi Penularan Covid-19 di Ruang Tertutup dengan Ventilasi Kurang Baik

Kompas.com - 07/11/2020, 09:07 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran dan penularan virus corona bisa terjadi melalui percikan droplet dari mereka yang positif Covid-19 dan menempel di permukaan benda atau terpapar di udara.

Dengan potensi penyebaran virus corona melalui udara, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dan taat protokol kesehatan, terutama ketika berada di ruang tertutup dengan ventilasi kurang baik. 

Hal ini juga diungkapkan oleh Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono. 

Saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu, Pandu mengatakan, tidak ada patokan berapa jam virus dapat bertahan di tempat atau ruang yang tertutup.

"Sebenarnya jam itu kan relatif, tapi lama bisa beberapa jam karena angka itu bervariasi ada yang bilang 6 jam, ada yang bilang 4 jam tergantung seberapa banyak virusnya," ujar Pandu.

Pandu mengatakan, potensi penularan berkurang ketika si pembawa virus tidak berbicara, bersin, batuk, dan mematuhi protokol kesehatan.

Ia mengingatkan, penularan terjadi melalui droplet yang mengandung virus dan melayang-layang di udara pada ruangan tanpa ventilasi yang baik.

"Jadi, bukan virusnya (yang menularkan). Nah dropletnya ini, karena virus kan tidak bisa jalan-jalan," ujar Pandu.

Menurut dia, ketika droplet masih berada di udara di ruangan tertutup atau tidak berventilasi baik dan terhirup orang lain, di situlah terjadi proses penularan.

"Nah yang melayang-layang itu, kalau ada orang yang berbicara dan kita di situ enggak pakai masker, bisa terinfeksi," lanjut dia.

Baca juga: Alami Gelombang Ketiga, Jepang Laporkan 1.054 Kasus Corona dalam Sehari

Ruangan ber-AC

Pandu juga mengingatkan kewaspadaan penularan Covid-19 perlu diterapkan pada ruangan tertutup, terutama ruangan ber-AC.

Pada ruangan ber-AC, alat pendingin udara itu cenderung mengempaskan udara dengan kipas.

Hal ini berpotensi membuat droplet tersebar ke penjuru ruangan.

Oleh karena itu, penting untuk tetap menggunakan masker baik di dalam maupun di luar ruangan.

"Kalau pakai masker di dalam ruangan itu, walaupun ada virus, atau pembawa virus berbicara, kita tidak apa-apa atau termasuk aman dari paparan," ujar Pandu.

"Jadi kuncinya ada di pencegahan, gunakanlah masker di ruangan terbuka maupun ruangan tertutup," lanjut dia.

Masker juga sebaiknya jangan dilepas meski berada di ruangan tertutup dalam jangka waktu lama, kecuali saat makan dan minum. 

Baca juga: [HOAKS] CDC Menyatakan Covid-19 Tidak Menyebar lewat Udara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com