Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Gelombang Ketiga, Jepang Laporkan 1.054 Kasus Corona dalam Sehari

Kompas.com - 06/11/2020, 19:55 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jepang mencatatkan rekor terbarunya untuk kasus infeksi Covid-19 harian, yakni ditemukan lebih dari 1.000 kasus hanya dalam kurun waktu 24 jam.

Angka ini adalah yang tertinggi setidaknya sejak 21 Agustus 2020, berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan Jepang.

Melihat laporan kasus harian dalam beberapa waktu terakhir, Jepang disebut-sebut mulai mengalami gelombang ketiga virus corona. 

Mengutip CNN (6/11/2020), 1.054 kasus positif Covid-19 ini ditemukan pada Kamis (5/11/2020) dengan kematian baru sebanyak 12 kasus.

Sebanyak 269 kasus infeksi di hari itu ditemukan di Ibu Kota Tokyo.

Jumlah infeksi lainnya kebanyakan juga datang dari wilayah-wilayah perkotaan seperti Osaka (125 kasus) Hokkaido (119 kasus), dan Fukushima.

Saat ini, mengacu data Worldometers, total kasus infeksi di Jepang mencapai 103.838 kasus, kasus yang berhasil sembuh sebanyak 95.113, dan kasus meninggal sebanyak 1.794 kasus.

Baca juga: Jepang Longgarkan Perbatasan untuk 8 Negara, Ada Indonesia?

Cuaca dingin dan ventilasi

Melansir Japan Times (6/11/2020), Perdana Menteri Yoshihide Suga mengingatkan tanda-tanda penyebaran kembali virus corona, karena cuaca yang lebih dingin sehingga banyak orang-orang ada di dalam ruangan.

"Kami harus mengamati situasi dengan lebih waspada daripada sebelumnya," kata Suga.

Para ahli pun melihat kemungkinan yang sama, cuaca dingin, banyak orang ada di dalam ruangan, namun fentilasi buruk, sehingga penularan mudah terjadi.

Salah satunya disampaikan oleh seorang profesor dari Tokyo Medical University, Atsuo Hamada.

Faktor cuaca dingin di balik peningkatan infeksi Covid-19 ini sama dengan yang terjadi di Eropa.

"Kita harus waspada," kata dia.

Baca juga: Pemerintah Jepang Godok RUU Vaksin Virus Corona Gratis

Pelonggaran pembatasan 

Selain itu, pelonggaran pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah juga turut andil dalam peningkatan kasus harian ini.

Pemerintah Jepang sudah mulai mempromosikan perjalanan dalam negeri guna mendukung perokonomian yang sudah banyak terdampak akibat pandemi.

Gubernur Osaka, Hirofumi Yoshimura mengatakan ia tidak yakin apakah ini merupakan gelombang ketiga virus corona, namun ia memastikan angka infeksi yang terjadi di wilayahnya memang meningkat.

Grafik virus corona di Jepang yang disebut memasuki gelombang ketigascreenshoot Grafik virus corona di Jepang yang disebut memasuki gelombang ketiga

Sementara itu Gubernur Aichi, Hideaki Omura meyakini bahwa peningkatan kasus infeksi yang terjadi saat ini memang merupakan gelombang ketiga Covid-19.

Hal itu ia yakini dengan melihat peningkatan infeksi yang terjadii di prefekturnya selama sepekan terakhir.

Baca juga: Indonesia Resmi Resesi, Ini Bedanya dengan Krisis dan Depresi Ekonomi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com