KOMPAS.com - Salah satu gitaris terbaik di kancah musik rock, Eddie Van Halen meninggal dunia pada Selasa (6/10/2020) pagi.
Diberitakan Kompas.com, Rabu (7/10/2020) Eddie Van Halen meninggal pada usia 65 tahun, setelah berjuang melawan kanker tenggorokan yang dideritanya selama bertahun-tahun.
Kematian Eddie diumumkan oleh putranya, Wolf Van Halen, melalui akun Twitter-nya @WolfVanHalen.
— Wolf Van Halen (@WolfVanHalen) October 6, 2020
Sebuah sumber yang dikutip People mengatakan, kondisi Eddie Van Halen merosot tajam dalam tiga hari terakhir. Sementara itu TMZ melaporkan, kanker yang diidap Eddie Van Halen telah menyebar ke otak.
Menurut TMZ, pria berdarah Indonesia itu mengembuskan napas terakhir di Santa Monica.
Pada saat-saat terakhirnya dia didampingi Janie, istrinya, Wolf, dan Alex Van Halen kakaknya.
Eddie Van Halen berjuang melawan kanker tenggorokan selama lebih dari 10 tahun.
Baca juga: Profil Eddie Van Halen, Rocker Legendaris Putra Perempuan Rangkasbitung
Melansir Healthline, Rabu (7/10/2020) kanker tenggorokan mengacu pada kanker kotak suara, pita suara, dan bagian lain dari tenggorokan, seperti amandel dan orofaring.
Kanker tenggorokan relatif jarang terjadi dibandingkan dengan kanker lainnya. Berdasarkan data dari National Cancer Institute (NCI) Amerika Serikat:
Kanker tenggorokan cukup sulit dideteksi pada tahap awal. Tanda dan gejala umum kanker tenggorokan meliputi:
Jika salah satu gejala di atas muncul, dan tidak kunjung membaik dalam dua-tiga minggu, segera hubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan.
Baca juga: Duka Para Musisi Kenang Kepergian Eddie Van Halen
Laki-laki diketahui lebih mungkin mengidap kanker tenggorokan dibanding perempuan. Sementara itu, sejumlah gaya hidup disebut dapat meningkatkan risiko terkena kanker tenggorokan, termasuk:
Kanker tenggorokan juga dikaitkan dengan jenis infeksi human papillomavirus (HPV) tertentu. HPV adalah virus yang ditularkan secara seksual.
Menurut Pusat Perawatan Kanker Amerika, infeksi HPV adalah faktor risiko untuk kanker orofaring tertentu.
Kanker tenggorokan juga telah dikaitkan dengan jenis kanker lainnya. Faktanya, beberapa orang yang didiagnosis dengan kanker tenggorokan didiagnosis menderita kanker esofagus, paru-paru, atau kandung kemih pada saat bersamaan.
Hal ini mungkin terjadi, karena kanker jenis tersebut memiliki beberapa faktor risiko yang sama.