Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topan Haishen di Jepang, Ini Imbauan KBRI Tokyo untuk WNI

Kompas.com - 06/09/2020, 20:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jepang diperkirakan akan dilanda Topan Haishen dengan kecepatan angin 195 kilometer per jam (121 mph), Minggu (6/9/2020).

Topan ini juga diprediksi memiliki embusan 240 kilometer per jam yang setara dengan badai kategori 3.

Sebagai antisipasi, ratusan ribu orang dievakuasi. 

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang, mengeluarkan imbauan terkait kemungkinan Topan Haishen yang berpotensi angin kencang pada 5 -7 September 2020 ini.

Melalui situs resminya, KBRI Tokyo mengimbau para WNI di Jepang melakukan sejumlah hal.

Imbauan tersebut adalah:

  1. Lakukan langkah-langkah persiapan terutama jika perlu segera evakuasi.
  2. Segera hubungi nomor 119 (ambulans) untuk pertolongan medis darurat.
  3. Memperhatikan imbauan dan peringatan pemerintah setempat (Japan Meteorology Agency) tentang perkembangan Typhoon Haishen pada: https://www.jma.go.jp/en/typh/.
  4. Bagi WNI yang bepergian, harap perhatikan kondisi sarana dan prasarana, termasuk angkutan umum mengingat terdapat kemungkinan tidak beroperasinya sarana dan prasarana pada saat terjadi Typhoon dan setelahnya.
  5. Menghubungi hotline KBRI Tokyo no: 080 3506 8612 dan 080 4940 7419 dalam keadaan darurat; dan email: consular@kbritokyo.jp; serta pantau akun-akun media sosial KBRI Tokyo untuk ikuti perkembangan terbaru.

Baca juga: Jepang Dilanda Topan Haishen, Apakah Berdampak pada Indonesia?

Mengutip CNN, Topan Haishen merupakan badai kuat kedua yang melanda wilayah tersebut dalam sepekan ini.

Sebelumnya, Topan Maysak yang memiliki kekuatan setara badai kategori 4 juga mengarah ke jalur yang sama.

Topan Haishen telah menghantam Kepulauan Ryukyu di lepas pantai barat daya Jepang, Minggu (6/9/2020), dengan membawa angin kencang dan hujan lebat serta mematikan listrik di ribuan rumah di wilayah itu.

Badai saat ini berada di dekat Pulau Amami-Oshima di Prefektur Kagoshima.

Menurut Badan Meteorologi Jepang (JMA), badai akan bergerak ke utara menuju pantai barat Pulau Kyushi dari Minggu malam hingga Senin pagi waktu setempat 

Badai nantinya diperkirakan akan terus berlanjut di jalurnya ke utara dan akan berdampak di Semenanjung Korea dalam 36 jam ke depan.

JMA menyebutkan, Topan Haishen sedikit melemah, tetapi masih diperlukan kewaspadaan maksimal akan terjadinya hujan lebat, angin kencang, gelombang tinggi, dan pasang.

Hal ini karena badai diperkirakan akan membawa curah hujan antara 100 hingga 150 kilometer ke daratan utama Jepang dan Semenanjung Korea.

Sementara, beberapa akan mengalami curah hujan lebih dari 200 milimeter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com