Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Dokter Meninggal akibat Covid-19, Apa Saja Dampaknya?

Kompas.com - 01/09/2020, 11:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Enam bulan sejak laporan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020, kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 174.796 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.417 orang meninggal dunia. Sementara 125.959 orang dinyatakan pulih.

Dari jumlah korban meninggal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat lebih dari 100 dokter yang gugur dalam melawan virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 hingga Selasa (1/9/2020).

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 1 September: 25,6 Juta Orang Terinfeksi | Warning WHO soal Pembukaan Ekonomi

Adapun nama-nama dokter tersebut berasal dari sejumlah daerah yang tersebar di Jawa, Sulawesi, Bali, Sumatera, Kalimantan, Kepulauan Riau, hingga Papua.

Berkaca dari ratusan dokter yang meninggal karena Covid-19 tersebut, apa saja dampaknya?

Beban mental dokter lain

Sekretaris Tim Audit dan Advokasi Kematian Dokter PB IDI, Dr dr Mahlil Ruby mengatakan, ada beberapa dampak yang ditimbulkan berkaitan dengan meninggalnya seratusan dokter karena Covid-19.

Ruby menyampaikan, para dokter yang meninggal bukan hanya dokter yang menangani pasien Covid-19 saja, tetapi juga yang tidak khusus melayani Covid-19.

Oleh karenanya, hal itu merugikan negara karena kehilangan putra-putri terbaik yang dididik belasan tahun untuk menjadi dokter yang handal.

"Investasi pendidikan dokter cukup mahal. Apa lagi banyak dokter yang gugur sebagai super spesialis atau konsultan spesialis. Mendidik seorang dokter sampai menjadi super spesialis butuh waktu 12-15 tahun. Sehingga negara sesungguhnya rugi karena kehilangan tenaga-tenaga profesional untuk melayani rakyat," kata Ruby saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/9/2020).

Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?

Dampak berikutnya, lanjut Ruby, dari meninggalnya seratusan dokter karena terinfeksi Covid-19 ini adalah berkaitan dengan beban mental dokter lain.

Sehingga, para dokter lain dimungkinkan mengalami kecemasan dan kekhawatiran tertular Covid-19 yang berdampak pada kenyamanan bekerja.

"Beban ini menambah bekerja tidak nyaman dan mempengaruhi pelayanan," ucap Ruby menambahkan.

Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...

Banyak tenaga kesehatan yang mundur karena takut tertular

Klaster Baru Bermunculan, Warga Hingga Tenaga Medis Terpapar Covid-19KOMPAS.COM/JUNAEDI Klaster Baru Bermunculan, Warga Hingga Tenaga Medis Terpapar Covid-19

Kemudian, Ruby melanjutkan, dampak berikutnya adalah akan ikut memengaruhi tenaga kesehatan yang lain.

Berdasarkan catatan IDI, banyak tenaga kesehatan yang takut terkena, sehingga banyak perawat di rumah sakit swasta yang mengundurkan diri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com