Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Jepang Shinzo Abe Mundur karena Idap Penyakit Kolitis Ulserativa, Apa Itu?

Kompas.com - 29/08/2020, 07:03 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Pengobatan

Kolitis ulserativa tidak dapat disembuhkan. Tapi kasus sedang hingga parah dapat diobati dengan kortikosteroid.

Itu bukan pengobatan jangka panjang, karena bisa menyebabkan efek samping seperti pengeroposan tulang, tekanan darah tinggi, dan penambahan berat badan.

Jenis obat yang disebut asam 5-aminosalisilat (5-ASA) adalah pengobatan standar, termasuk Asacol. Abe meminum obat itu sejak 2009.

Sebelumnya, obat itu hanya tersedia di luar negeri dan belum disetujui untuk beredar di Jepang.

“Jika obat Asacol ini membutuhkan lebih banyak waktu untuk muncul di pasaran di Jepang, sangat mungkin saya tidak akan berada di tempat saya hari ini,” kata Abe dalam pidatonya pada 2013.

Efek samping dari obat itu antara lain mual, sakit kepala, atau muntah. Akan tetapi, obat itu jarang memperburuk gejala kolitis ulserativa.

Perawatan lainnya bisa dengan obat imunosupresan yang membutuhkan pengawasan cermat, dan biasanya hanya digunakan jika pasien tidak mendapat perawatan lain.

Sedangkan perawatan yang paling drastis adalah operasi pengangkatan usus besar.

Baca juga: Usai Mundurnya PM Jepang Shinzo Abe, Ini Kandidat Penggantinya

Pengaruh kualitas hidup

Jika tetap terkontrol, kolitis ulserativa memiliki dampak minimal pada aktivitas sehari-hari. Sementara itu, kambuhnya bisa disebabkan oleh stres.

Beberapa pasien sering menjalani kolonoskopi, misalnya setiap enam bulan sekali, untuk memeriksa kanker. Abe menjalani pemeriksaan fisik komprehensif dua kali setahun.

Pada 2017, Abe mengatakan perawatannya memicu nafsu makannya bertambah. Namun dia menghadapi kekhawatiran baru.

"Sekarang saya harus khawatir tentang masalah yang pernah saya pikir sama sekali tidak terkait dengan saya, termasuk bertambahnya lemak viseral, mengkhawatirkan lemak tubuh, dan kadar kolesterol saya. Saya mencapai batas atas tes untuk masing-masing masalah ini," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com