Perusahaan rintisan mereka kemudian mendapat suntikan modal ventura, dan mengajukan diri ke Haneda Robotics Lab, sebuah proyek pengadaan layanan robot di Bandara Haneda Tokyo.
Pandemi virus corona telah menyebabkan lonjakan pada penjualan masker, terutama setelah hampir semua negara mewajibkan pemakaian masker di tempat umum.
Melihat peluang untuk menjajakan teknologi penerjemahan mereka, Donut Robotics kemudian meluncurkan penggalangan dana di platform crowdfunding Jepang, Fundinno pada Juni lalu.
Ono mengatakan, mereka berhasil mengumpulkan 28 juta yen atau sekitar Rp 3,8 miliar hanya dalam waktu 37 menit saja.
"Itu sangat mengejutkan, karena biasanya butuh waktu tiga sampai empat bulan untuk mendapatkan uang sebanyak itu," kata Ono.
Sementara itu, penggalangan dana kedua yang digelar pada Juli lalu, berhasil mengumpulkan dana tambahan sebesar 56,6 juta yen atau setara Rp 7,7 miliar.
Ono mengatakan, dana yang terkumpul akan digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak mereka, sehingga bisa menembus pasar internasional.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi, Donut Robotics kini bekerja sama dengan sebuah perusahaan di Tokyo, yang enggan disebut namanya.
Ono menyebut, distribusi pertama akan dilakukan di Jepang, dengan 5.000 sampai 10.000 masker akan tersedia mulai Desember.
Baca juga: Apakah Pakai Masker Bisa Cegah Lockdown Gelombang Kedua Corona? Ini Kata Para Ahli...
Ono mengatakan, produk ini akan dijual seharga 40 sampai 50 dollar atau sekitar Rp 700.000, dengan tambahan layanan berlangganan untuk aplikasi digitalnya.
Ia juga mengatakan Donut Robotics belum akan meluaskan pasarnya ke luar negeri hingga setidaknya awal April 2021.
Meskipun Ono mengakui ada ketertarikan untuk memasuki pasar Inggris dan Amerika Serikat, di mana mereka berencana untuk memulai penggalangan dana melalui Kickstarter.
Ono menjelaskan, chip Bluetooth pada masker dapat terhubung dengan masker hingga sejauh 10 meter. Ia berharap masker ini bisa membuat komunikasi menjadi lebih baik, dan pelaksaanaan social distancing menjadi lebih mudah.
"Kita masih harus berhadapan dengan banyak situasi ketika pertemuan tatap muka tidak bisa dihindari. Di era new normal ini, kehadiran masker dan aplikasi ini akan sangat membantu," pungkas Ono.