Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Peringatkan Dunia tentang "Malapetaka Generasi" Sektor Pendidikan, Ini Sebabnya...

Kompas.com - 04/08/2020, 14:47 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa dunia menghadapi ancaman sebuah "malapetaka generasi" pada sektor pendidikan, Selasa (4/8/2020).

Peringatan ini disampaikan karena penutupan sekolah-sekolah yang terjadi di tengah pandemi corona yang masih terus berlangsung.

Guterres juga mengatakan bahwa membuat para siswa dapat dengan aman kembali ke ruang kelas harus menjadi sebuah prioritas teratas.

Menurut dia, hingga pertengahan Juli, sekolah-sekolah di 160 negara masih ditutup. Kondisi ini berdampak pada lebih dari 1 miliar siswa atau sekitar 60,5 persen dari total pelajar yang terdaftar. 

Sementara itu, setidaknya 40 juta anak melewatkan pendidikan dini atau pre-school.

Baca juga: PBB: Hampir 7 Juta Anak Terancam Stunting Akibat Pandemi Covid-19

Melansir Straits Times, Selasa (4/8/2020), perlu diketahui, sebelum penutupan sekolah-sekolah dilakukan karena pandemi ini, ada lebih dari 250 juta anak-anak di dunia yang tidak dapat memperoleh pendidikan.

Selain itu, hanya seperempat dari siswa sekolah menengah di negara berkembang yang memiliki keterampilan dasar.

"Saat ini, kita menghadapi sebuah malapetaka generasi yang dapat membuat potensi tak terhingga manusia menjadi sia-sia. Merusak perkembangan dalam beberapa dekade, dan memperburuk kesenjangan yang telah terjadi," kata Guterres saat meluncurkan kampanye PBB "Save our Future".

Prioritas utama

Guterres menilai bahwa saat transmisi lokal Covid-19 telah terkontrol, membawa kembali siswa-siswa ke sekolah dan institusi pembelajaran seaman mungkin harus menjadi prioritas utama. 

"Konsultasi dengan orangtua, wali, guru, dan anak-anak muda adalah hal yang fundamental," kata dia.

Baca juga: Corona: 421 Juta Pelajar di 39 Negara Belajar di Rumah, Kampus di Indonesia Kuliah Online

Rekomendasi PBB untuk memperhatikan dan mengembalikan kondisi pendidikan global sebagai prioritas dikeluarkan setelah Presiden AS Donald Trump mendorong sekolah untuk kembali dibuka.

Dorongan ini pun memperoleh sejumlah penolakan dari guru-guru dan orangtua dengan kondisi pandemi Covid-19 yang masih terus meningkat di sebagian besar wilayah negara.

Sebagaimana diketahui, sejak pertama kali diidentifikasi di China pada akhir Desember 2019, kini, virus corona telah menginfeksi lebih dari 18 juta orang di dunia.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Reuters, ada lebih dari 689.000 kasus kematian yang telah terjadi akibat virus corona baru ini. 

Negara yang mencatatkan kasus paling banyak sejauh ini adalah AS, yaitu dengan lebih dari 4 juta kasus dan lebih dari 100.000 kasus kematian.

Kasus kematian di negara ini meningkat hingga 25.000 kasus pada bulan Juli dan jumlah kasus-kasus infeksi terus berlipat ganda di 19 negara bagian sepanjang Juli. 

Baca juga: Pelajaran dari Italia, dari Pusat Wabah Kini Jadi Model Pengendalian Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Tren
Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Tren
Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Tren
45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

Tren
Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Tren
4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

Tren
Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Tren
Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Tren
55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

Tren
Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Tren
Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Tren
Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Tren
8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com