Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Sukses Penyelenggaraan Haji 2020 di Masa Pandemi Corona

Kompas.com - 03/08/2020, 16:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tawaf wada' (perpisahan) yang berlangsung pada Minggu (2/8/2020) menandai akhir dari pelaksanaan ibadah haji 2020.

Para jemaah selanjutnya akan menjalani karantina mandiri selama 7 hari, seperti yang dilakukan sebelum berangkat haji.

Meskipun sempat menjadi perdebatan, akhirnya Arab Saudi memutuskan untuk tetap menyelenggarakan haji 2020, meski di tengah pandemi virus corona.

Tahun ini, ibadah haji hanya diikuti oleh sekitar 1.000 jemaah dari 160 warga negara ekspatriat yang berada di Arab Saudi.

Jumlah tersebut memang sangat sedikit saat biasanya jemaah haji mencapai 2,5 juta setiap tahunnya. Namun berkumpulnya 1.000 orang pada saat pandemi virus corona dinilai berisiko tinggi. 

Hingga haji berakhir, tak ada laporan adanya kasus infeksi di antara para jemaah. Kesuksesan ini pun mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: KJRI Jeddah: Ibadah Haji 2020 Selesai, Jemaah Ambil Nafar Awal

Berikut sejumlah rahasia kesuksesan Arab Saudi dalam menyelenggarakan haji di tengah pandemi:

Persiapan matang Kota Mekkah

Pemerintah kota telah merekrut lebih dari 18.490 pekerja untuk mengimplementasikan rencana itu dan memberi layanan terbaik bagi jemaah haji.

Terdapat 28 pusat layanan baru dan lengkap dengan protokol kesehatan yang tersebar di sekitar Masjidil Haram.

Lebih dari 13.500 pembersih dengan peralatan terbaru akan bekerja selama 24 jam di seluruh kota dan tempat-tempat suci, terutama di tempat-tempat ramai dan pada hari-hari puncak.

Di Masjidil Haram, lebih dari 3.500 pekerja ikut serta dalam pembersihan besar-besaran.

Para pekerja menggunakan 54.000 liter disinfektan ramah lingkungan dan 95 peralatan untuk operasi pembersihan harian di tempat suci itu.

Pihak keamanan juga telah membuat jalur pembatas di sekeliling kabah serta antara bukit Safa dan Marwah.

Baca juga: Ibadah Haji 2020 Resmi Berakhir, Jemaah Jalani Isolasi Mandiri 7 Hari

Sanksi bagi jemaah ilegal

Menurut Direktorat Jenderal Paspor, dikutip dari Arab News, Minggu (19/7/2020), individu dan perusahaan yang mengangkut jemaah haji tanpa izin akan menghadapi hukuman berat karena melanggar hukum.

Hukuman denda dimulai dari 2.666 dollar AS atau sekitar Rp 39,5 juta untuk setiap jemaah yang ikut secara ilegal dan penjara 15 hari untuk pelanggar pertama kalinya.

Hukuman itu akan berlipat ganda ketika warga kembali melanggarnya.

Sementara denda maksimal adalah 13.330 dollar AS atau sekitar Rp 197 juta dan enam bulan kurungan, di samping penyitaan kendaraan.

Pihak keamanan juga telah menempatkan petugas pada titik-titik tertentu untuk mencegah masuknya jemaah haji ilegal.

Menggunakan satu miqat

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, jemaah haji tahun ini hanya melewati satu miqat.

Biasanya, ada lima lokasi miqat untuk memulai haji. Empat di antaranya telah ada sejak zaman Nabi Muhammad, sementara yang kelima dipilih oleh Umar bin Khattab.

Dilansir dari Arab News, Minggu (26/7/2020), pelaksanaan haji tahun ini hanya menggunakan satu miqat, yaitu di Qarn al-Manazil (al-Sail al-Kabir) yang berada di timur laut Mekkah.

Pemilihan miqat Qarn al-Manazil dikarenakan memiliki lokasi paling dekat menuju Mekkah.

Baca juga: Update Haji 2020: Disinfeksi Masjidil Haram Gunakan 54.000 Liter Disinfektan Setiap Hari

Penerapan protokol kesehatan ketat

Di setiap rangkaian ibadah haji, para jemaah diwajibkan selalu menerapkan protokol kesehatan ketat, seperti memakai masker dan jaga jarak, di bawah pengawasan petugas keamanan.

Ketika tawaf, misalnya, para jemaah berjalan mengelilingi Kabah sesuai dengan jalur garis yang dibuat oleh petugas.

Petugas pembawa air zam-zam juga selalu siap siaga untuk membagikannya kepada para jemaah dalam kemasan botol dan hanya untuk sekali pakai.

Kondisi serupa juga terjadi ketika lempar Jumrah di Mina. Mereka harus menempati lingkaran yang tersedia dan masing-masing berjarak sekitar 2 meter.

Batu yang digunakan untuk lempar jumrah pun telah disediakan oleh petugas dan dalam keadaan steril, sehingga para jemaah tak perlu lagi mencari secara mandiri seperti tahun-tahun sebelumnya.

Pujian WHO dan Raja Salman

Kesuksesan penyelenggaraan haji tahun ini pun mendapat pujian dari Raja Salman dan menyatakan harapannya bahwa Idul Adha akan menandai titik balik menuju akhir pandemi Covid-19.

Dalam sebuah pesannya melalui Menteri Media Dr Majid al-Qasabi, Raja Salman memuji upaya semua orang yang telah bertanggung jawab untuk mengatur haji dan memastikan keamanan para jemaah.

"Haji diadakan tahun ini dengan jumlah jamaah yang sangat sedikit dari berbagai negara, untuk menekankan perlunya menyelenggarakan ritual meskipun dalam keadaan sulit, sementara juga menjaga standar keselamatan tertinggi bagi jemaah untuk melakukan tugas mereka," kata Raja Salman, dilansir dari Arab News, Sabtu (1/8/2020).

"Kami menghargai kepercayaan tinggi saudara-saudara Muslim kami atas apa yang telah kami ambil dalam hal ini," sambungnya.

Jumlah kasus Covid-19 di Arab Saudi menurun dalam enam hari berturut-beturut. Tercatat ada 1.686 kasus baru yang tercatat dalam 24 jam terakhir dengan 24 kematian dan 4.600 pasien sembuh.

Baca juga: WHO Puji Arab Saudi Sukses Gelar Haji di Tengah Pandemi Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com