Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 4 Metode Pooling Test Covid-19, Disebut Bisa Hemat Waktu dan Uang

Kompas.com - 13/07/2020, 19:27 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Versi lain yang lebih canggih melibatkan penambahan lebih banyak putaran tes kelompok, sebelum menguji setiap sampel secara terpisah.

Namun, penambahan putaran dapat mengurangi jumlah orang yang perlu diuji secara individual. Selain itu, pendekatan ini juga lambat karena membutuhkan waktu beberapa jam untuk mendapatkan hasil setiap tes kelompok.

"Ini adalah penyakit yang tumbuh cepat dan menyebar cepat. Kami membutuhkan jawaban yang jauh lebih cepat daripada yang dapat diberikan oleh pendekatan ini," kata ahli biologi teoretis di African Institute for Mathematical Sciences, Rwanda, Wilfred Ndifon.

Baca juga: Tes Corona di Indonesia Masih Rendah, Ahli Sarankan Pooling Test, Ini Alasannya...

Metode 3: multidimensi

Ndifon dan rekan-rekannya telah memperbaiki strategi Dorfman untuk diujicobakan di Rwanda dengan mengurangi jumlah tes yang diperlukan.

Pada putaran pertama tes kelompok mereka sama dengan Dorfman. Tetapi untuk kelompok yang positif, mereka mengusulkan putaran kedua dengan membagi sampel di antara kelompok yang tumpang tindih.

Mereka menganalogikan metode ini dengan sebuah matriks persegi dengan sembilan unit.

Sampel di setiap baris diuji sebagai satu kelompok, sementara sampel di setiap kolom diuji sebagai satu kelompok, sehingga menghasilkan total enam tes dengan sampel masing-masing orang dalam dua kelompok.

Jika sampel mengandung RNA virus SARS-CoV-2, kedua tes kelompok akan positif, sehingga mudah untuk mengidentifikasi orang tersebut.

Ndifon, yang merupakan bagian dari Gugus Tugas Covid-19 Rwanda mengatakan, pengujian kelompok adalah bagian dari strategi pemerintah untuk dengan cepat mengidentifikasi dan mengisolasi orang yang terinfeksi.

Dia dan rekan-rekannya memperkirakan bahwa metode mereka dapat memotong biaya pengujian dari 9 dollar AS per orang menjadi 75 sen.

Baca juga: Catatan WHO Soal Covid-19 di Indonesia: Kapasitas Tes Masih Rendah

Namun, seorang ahli virologi molekuler di Saarland University Medical Center di Hamburg, Jerman Sigrun Smola yang telah menguji sampel dalam kelompok hingga 20 orang, tidak merekomendasikan untuk mengelompokkan lebih dari 30 sampel dalam satu tes.

Hal itu untuk memastikan akurasi pengujian yang cukup.

Metode 4: strategi satu langkah

Tangkapan layar metode pooling test 4arxiv.org Tangkapan layar metode pooling test 4

Beberapa peneliti bahkan menganggap dua putaran pengujian terlalu banyak ketika mencoba untuk mengekang virus yang menyebar cepat seperti SARS-CoV-2.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ban 'Botak' Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Ban "Botak" Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Tren
Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com