Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 4 Metode Pooling Test Covid-19, Disebut Bisa Hemat Waktu dan Uang

Kompas.com - 13/07/2020, 19:27 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan mengatakan, pengujian secara luas diperlukan untuk mengendalikan wabah virus corona.

Namun, sejumlah negara menemui kendala berupa terbatasnya alat yang dibutuhkan untuk melakukan tes.

Pejabat kesehatan beberapa negara telah menggunakan strategi yang pertama kali diusulkan dalam Perang Dunia Kedua, yaitu group test atau pooling test atau pengujian kelompok. Menurut para peneliti, metode ini dapat menghemat waktu, reagen kimia, dan uang.

"Dalam pandemi saat ini, ada kebutuhan untuk menguji sejumlah besar pasien, menjadikan pengumpulan opsi yang menarik," kata ahli biologi sistem di Israel Institute of Technology, Roy Kishony, dikutip dari Nature, Jumat (10/7/2020).

China, India, Jerman, dan Amerika Serikat telah menggunakan metode pengujian kelompok itu.

Ada banyak cara untuk melakukan pengujian kelompok. Para ilmuwan juga negara sedang bereksperimen dengan metode terbaik untuk melakukan ini selama pandemi.

Empat metode yang sedang diuji saat ini adalah:

Metode 1 dan 2: dari sifilis ke virus corona

Tangkapan layar metode tes group 1 dan 2arxiv.org Tangkapan layar metode tes group 1 dan 2

Baca juga: Mengenal Pooling Test, Cara Kerja, dan Apakah Bisa Mendeteksi Corona?

Strategi paling mudah untuk pengujian kelompok diusulkan oleh ekonom Robert Dorfman sekitar 1940-an untuk menguji penyakit sifilis pada tentara.

Dalam metode ini, jumlah sampel yang sama dicampur dan diuji satu kali. Kelompok sampel dengan hasil negatif dikesampingkan.

Sementara kelompok yang memiliki hasil positif, setiap sampel dalam kelompok itu kemudian diuji ulang secara individu.

Para peneliti memperkirakan ukuran kelompok yang paling efisien adalah menggunakan jumlah tes paling sedikit berdasarkan prevalensi virus di masyarakat.

Pada Mei 2020, pejabat di Wuhan, China menggunakan metode pooling test ini sebagai bagian dari upaya mereka untuk menguji sebagian besar populasi kota yang mencapai 10 juta tes dalam dua minggu.

Sekitar 2,3 juta orang diuji kelompok dengan 5 sampel dalam satu kelompok dan 56 orang yang terinfeksi diidentifikasi.

Menurut para peneliti, metode ini paling efisien pada tingkat infeksi yang rendah atau sekitar 1 persen dari populasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com