Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Unggahan tentang Petunjuk Lokasi Gunakan Arah Mata Angin, Ini Penjelasan Budayawan

Kompas.com - 05/07/2020, 07:13 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah thread tentang cara mengetahui arah mata angin di Jogja viral di media sosial Twitter.

Thread tersebut dimulai dengan pertanyaan kepada warganet apakah mereka pernah mendapat petunjuk arah berbahasa Jawa, yaitu ngalor, ngidul, ngetan, ngulon (ke utara, selatan, timur, dan barat).

Pemilik akun @PenjahatGunung menjelaskan dalam thread-nya bahwa masyarakat Jogja kerap menggunakan patokan arah mata angin ketika menujukkan suatu lokasi. Hal itu membuat kebanyakan pendatang yang ke Jogja bingung.

Selain memberitahu arah mata angin dalam bahasa Jawa, dia juga memberi beberapa kosakata yang biasanya diberikan orang Jogja saat menunjukkan suatu lokasi, yaitu:

  • Bangjo: Lampu merah
  • Prapatan: Perempatan
  • Protelon/pertelon: Pertigaan
  • Dronjongan: Turunan
  • Gepuro/Gapuro: Gapura kampung
  • Wit: Pohon
  • Mlebu: Masuk
  • Cakruk: Pos ronda
  • Plang: Tanda penunjuk

Baca juga: 8 Arah Mata Angin

Cara menghafal arah mata angin di Jogja

Lalu dia menjelaskan beberapa cara untuk memudahkan orang-orang menghafal arah mata angin di Jogja.

Seperti mengamati letak Gunung Merapi yang menunjukkan arah Utara.

Dia juga menunjukkan jalanan di Jogja yang membujur dari Utara ke Selatan, untuk menghafal arah mata angin. Berikut ini jalan tersebut:

  • Ringroad barat
  • Jl. Kabupaten
  • Jl. Magelang
  • Jl. Monjali
  • Jl. Kaliurang
  • Jl. Gejayan
  • Jl. Seturan
  • Ringroad timur
  • Jl. Gedong kuning
  • Jl. Veteran
  • Jl. Malioboro
  • Jl. Tamansiswa
  • Jl. Hos Cokroaminoto
  • Jl. Imogiri
  • Jl. Bantul
  • Jl. Parangtritis
  • dan lain-lain

Sementara itu jalan yang membujur dari Barat ke Timur adalah:

  • Ringroad utara
  • Jl. Selokan mataram
  • Jl. Colombo
  • Jl. Jogja-Solo sampai tembus Jl. Godean
  • Jl. Kusumanegara sampai tembus Jl. Wates
  • Jl. Wonosari
  • Jl. MT Haryono (Jokteng kulon) sampai tembus Jl Perintis kemerdekaan (XT Square)
  • Ringroad selatan

Selain itu, masih ada tips lainnya yang dibagikan dalam thread itu. Hingga Sabtu (4/7/2020) twit tersebut telah disukai lebih dari 31.900 kali, dibagikan lebih dari 11.500 kali, dan dikomentari lebih dari 981 kali. Berikut twit-nya:

Baca juga: Kutub Magnet Bumi Bergeser, Perlukah Indonesia Revisi Arah Mata Angin?

Tanggapan Budayawan

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI) Dr. Sunu Wasono mengatakan, sebenarnya hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh orang Jogja.

"Itu bukan hanya orang Jogja saja. Orang Jawa pada umumnya begitu. Saya sebelum hijrah ke Jakarta juga melakukan hal yang sama (mengarahkan orang lain dengan arah mata angin," kata Sunu pada Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).

Lanjutnya, dalam pandangan orang Jawa ada konsep kiblat papat kalima pancer. Sunu mengatakan orang Jawa menandai tempat dengan arah angin.

Bagi mereka, Timur, Barat, Selatan, Utara itu melambangkan sesuatu. Namun demikian, boleh jadi generasi sekarang tidak menyadari itu.

"Sesuatu yang sudah jadi kebiasaan cenderung dijalani tanpa harus dihayati. Wajar saja kalau mereka tidak tahu bila ditanya apa alasan mereka menggunakan arah mata angin ketika menunjukkan tempat," kata dia. 

Baca juga: Perumahan dan Transportasi, Biaya Terberat Masyarakat Kota

Tambahnya, kebiasaan yang sekian lama dipertahankan itu jadi budaya atau kultur. Sementara, kata Sunu, orang-orang di perkotaan tidak menggunakan arah mata angin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com