Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Juno, Survivor yang Berjuang Melawan Covid-19 Selama 91 Hari

Kompas.com - 17/06/2020, 06:11 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Pengikutku menyarankan saya ke RS rujukan Covid-19, karena saya memang belum mendapatkan perawatan standar untuk pasien Covid-19, akhirnya saya ke Wisma Atlet (WA), tanpa rujukan, dan diterima baik oleh pihak WA, karena semua berkas medis sudah lengkap," ujar Juno.

Saat mondok di WA, Juno masih merasakan nyeri di dada dan batuk-batuk.

Selama 1-5 hari karantina di WA, Juno diberikan obat-obatan seperti klorokuin, obat batuk, dan vitamin.

"Ketika menjalani perawatan di WA, saya menjalani lab rontgen, ada EKG, cek darah, dan pemeriksaan tensi. Dan saya juga mengalami keluhan lanjut, nyeri-nyeri di beberapa titik tubuh, ada muncul gangguan irama jantung," ujar Juno.

"Saat di EKG, dokter bilang hasilnya bagus," lanjut dia.

Baca juga: Sebabkan Komplikasi Jantung, Penelitian Klorokuin di Brazil Dihentikan

Selain itu, Juno mengaku tidak stres saat berada di Wisma Atlet. Sebab, ia juga menjalin komunikasi dengan pasien lainnya melalui grup WhatsApp.

Tenaga medis dan para pasien di Wisma Atlet, imbuhnya saling mendukung satu sama lain.

Selama satu bulan di Wisma Atlet, ia pun telah melakukan tes swab sebanyak 4 kali dengan hasil 2 kali positif di awal, dan 2 kali negatif di akhir.

Dengan hasil itulah Juno diperbolehkan pulang.

"Jadi Covid ini penyakit yang repot, karena walaupun kita sudah dinyatakan sembuh atau negatif, tapi masih banyak keluhan-keluhan gejala awal. Masih ada sisa-sisa infeksi, setelah saya keluar dari WA, alhasil saya balik ke RS swasta yang sebelum dari WA," terang Juno.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal OTG pada Covid-19

Kembali ke RS swasta

Juno berpikir kembali ke RS swasta ini dikarenakan dokter dan beberapa tenaga medis sudah pernah menanganinya, jadi setidaknya mereka tahu kondisi dan riwayat Juno.

"Di RS swasta, saya menjalani banyak pemeriksaan, ada pemeriksaan jantung, karena kerasa tiba-tiba irama jantung berubah, tapi dokter jantung bilang masih aman meski badan sudah lemes banget," kata dia.

Terkait kondisi tubuhnya yang justru memburuk, Juno sempat beranggapan ada yang aneh dengan tubuhnya atau pemeriksaan di Wisma Atlet (WA).

"Aneh juga, seteleh saya keluar dari WA dan ke RS swasta ini, Covid saya justru di atas normal, padahal sudah dinyatakan negatif," ujar Juno.

Ia mengisahkan bahwa tenaga medis memberikan antibiotik dan seketika gejala lemas yang dialami menghilang.

Baca juga: 3 Fakta Seputar Penggunaan Antibiotik yang Harus Anda Ketahui

Dalam keseharian, Juno ditangani oleh tiga dokter spesialis yakni spesialis jantung, spesialis penyakit dalam, dan spesialis paru.

Seminggu sejak menjalani perawatan, Juno diberi tahu oleh ketiga dokter bahwa memang kondisi tubuhnya merupakan sisa-sisa dari efek penyakit Covid, penyembuhannya harus ekstra, dan irama jantung yang berbeda tetap sama namun dalam tingkat aman.

"Dokter minta agar saya sabar," ujar Juno.

Tak lama setelah itu, Juno sudah diperbolehkan pulang.

Namun, ia meminta pihak RS untuk melakukan swab test kembali. Dan hasilnya negatif.

Juno pun kembali mejalankan isolasi mandiri di indekosnya.

Baca juga: Atasi Rasa Kesepian Selama Isolasi Diri di Rumah, Lakukan 5 Cara Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com