Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebabkan Komplikasi Jantung, Penelitian Klorokuin di Brazil Dihentikan

Kompas.com - 14/04/2020, 13:36 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan terus meneliti obat untuk corona atau Covid-19.

Sebuah penelitian di Brazil yang menguji obat anti malaria klorokuin untuk Covid-19 terpaksa dihentikan lebih awal karena beberapa pasien mengalami komplikasi jantung.

Klorokuin telah menjadi sorotan setelah Presiden AS Donald Trump menyebut obat ini berpotensi menjadi obat untuk menghentikan Covid-19.

Baca juga: FDA Keluarkan Izin Terbatas Penggunaan Klorokuin untuk Pengobatan Covid-19 di AS

Dilansir Live Science (14/4/2020), para peneliti Brazil mengumpulkan 440 orang dalam studi mereka untuk menguji apakah klorokuin aman dan efektif untuk Covid-19.

Peserta dikelompokkan jadi 2:

  1. Peserta dengan dosis tinggi (600 miligram dua kali sehari selama 10 hari), dan
  2. Peserta dengan dosis rendah (450 mg selama lima hari, dengan dosis ganda hanya pada hari pertama).

Penelitian ini adalah double blind, artinya baik pasien maupun dokter tidak tahu dosis mana yang mereka terima.

Namun, baru berjalan pada 81 pasien, para peneliti melihat beberapa tanda yang mengkhawatirkan.

Baca juga: Saat Covid-19 Jadi Penyebab Kematian Utama di AS Kalahkan Jantung...

Masalah pada irama jantung

Ilustrasi penyakit jantung koroner atau arteri koroner. Ilustrasi penyakit jantung koroner atau arteri koroner.

Dalam beberapa hari setelah pengobatan, banyak dari pasien dalam kategori dosis tinggi mengalami masalah irama jantung. Itu lebih banyak jumlahnya daripada di kategori dosis rendah.

Sebanyak 2 pasien dari kelompok dosis tinggi mengalami detak jantung yang cepat dan abnormal, dikenal sebagai takikardia ventrikel, sebelum mereka meninggal.

Sebagai hasil dari temuan ini, para peneliti segera menghentikan kelompok studi dosis tinggi. Mereka memperingatkan agar tidak menggunakan dosis tinggi untuk setiap pasien Covid-19.

"Studi kami menaikkan 'bendera merah' untuk menghentikan penggunaan dosis (tinggi) seperti itu di seluruh dunia untuk menghindari kematian yang tidak perlu," tulis peneliti dalam makalah mereka.

Penelitian tersebut diposting atau diterbitkan pada 11 April di medRxiv. Makalah belum diterbitkan dalam jurnal peer review.

Baca juga: 5 Makanan yang Baik untuk Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Pengobatan untuk malaria

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendengarkan keterangan dari Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci mengenai klorokuin, obat malaria yang dianggap bisa menyembuhkan virus corona, di Gedung Putih, Washington, pada 20 Maret 2020.AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/ALEX WONG Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendengarkan keterangan dari Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci mengenai klorokuin, obat malaria yang dianggap bisa menyembuhkan virus corona, di Gedung Putih, Washington, pada 20 Maret 2020.

Sebuah rumah sakit di Prancis juga dilaporkan menghentikan pengobatan hydroxychloroquine (hidroklorokuin) untuk setidaknya satu pasien dengan Covid-19 setelah pasien mengalami masalah irama jantung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com