Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Gejala Corona Dapat seperti Pelana Kuda...

Kompas.com - 14/04/2020, 11:23 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perkembangan gejala Covid-19 dari hari ke hari bisa jadi berpola seperti pelana kuda. Hal itu terjadi berbagai tempat.

Beberapa pasien virus corona atau Covid-19 melaporkan "crash minggu kedua", yaitu di mana pasien percaya mereka telah pulih, tapi beberapa saat kemudian justru gejalanya memburuk.

Dilansir Business Insider (12/4/2020), para ahli kesehatan tidak yakin mengapa hanya sebagian dari populasi yang mengalami crash di minggu kedua.

Gejalanya termasuk sesak napas, nyeri, demam tinggi, dan kelelahan yang ekstrem.

Baca juga: Gejala Baru Virus Corona Mulai Muncul, Apa Saja?

Berikut ini 4 pasien virus corona menceritakan bagaimana crash di minggu kedua:

1. Aria Bendix, jurnalis sains

Sebuah mural karya seniman Franco Rivolli Art, menggambarkan seorang perawat mengenakan masker dan memiliki sayap di belakangnya, berada di tembok gedung Rumah Sakit Papa Giovanni XXIII, di Bergamo, Lombardi, Italia, 16 Maret 2020. Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona menjadi insipirasi seniman grafiti untuk memberikan peringatan dan motivasi bagi warga dalam menghadapi virus tersebut.AFP/PIERO CRUCIATTI Sebuah mural karya seniman Franco Rivolli Art, menggambarkan seorang perawat mengenakan masker dan memiliki sayap di belakangnya, berada di tembok gedung Rumah Sakit Papa Giovanni XXIII, di Bergamo, Lombardi, Italia, 16 Maret 2020. Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona menjadi insipirasi seniman grafiti untuk memberikan peringatan dan motivasi bagi warga dalam menghadapi virus tersebut.

Dalam essainya, Bendix mengatakan gejala awal yang dia alami ringan, yaitu hanya nyeri di tubuh.

Tapi 24 jam kemudian dia juga mulai merasakan kedinginan.

“Rasanya seolah saya berlari maraton, lalu ditabrak mobil. Saya memutuskan untuk mengasingkan diri di dalam apartemen saya," tulisnya.

Beberapa hari berlalu, Bendix merasakan sakitnya mulai hilang. Dia berasumsi tengah berada dalam masa pemulihan. Tapi kemudian rasa sakit di tulang rusuk dimulai.

Jurnalis berusia 27 tahun itu merasa ada tekanan, seperti seseorang meremas paru-parunya dan napasnya terasa berat. Itu terjadi pada saat masuk minggu kedua.

 Baca juga: Simak 10 Cara Meminimalkan Tertular Virus Corona di Transportasi Publik

Saat periksa ke unit gawat darurat, dokter mengatakan mereka tidak dapat menguji Bendix. Tapi gejalanya mengisyaratkan dia menderita Covid-19.

Bendix pun kembali ke rumah. Dia melewati malam-malamnya tanpa tidur selama seminggu karena sulit bernapas. Tidak sampai minggu itu berakhir, dia mulai merasa normal lagi.

Selain itu dia juga merasa sakit tenggorokan. Selama sekitar 24 jam, dia kesulitan menelan makanan atau cairan.

Pada hari ke-14, seharusnya itu sudah tidak menular lagi. Tapi justru sakitnya kembali. Dia merasa sakit seperti waktu pertama kali, tapi bedanya kali ini lebih bisa bernapas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com