Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Mula Virus Corona Jadi Pertanyaan, China Perketat Publikasi Penelitian

Kompas.com - 14/04/2020, 08:03 WIB
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.comChina kini membatasi publikasi penelitian akademis mengenai asal mula virus corona jenis baru.

Melansir dari CNN (12/04/2020), di bawah kebijakan baru tersebut, semua makalah akademik tentang Covid-19 akan dikenakan pemeriksaan tambahan sebelum dikirim untuk publikasi.

Studi tentang asal-usul virus akan mendapatkan pengawasan ekstra dan harus disetujui oleh pejabat pemerintah pusat.

Hal itu sesuai arahan pemerintah pusat dan pemberitahuan online yang disampaikan oleh dua universitas China yang kemudian dihapus dari website.

Baca juga: Asisten Pelatih Barito Putera, Yunan Helmi, Sembuh dari Virus Corona

Seorang Ahli Medis di Hong Kong yang bekerja sama dengan para peneliti China terkait analisis kasus Covid-19 mengatakan bahwa karyanya pada Februari tidak mengalami tahapan pemeriksaan seperti itu.

"Prosesnya sangat sederhana. Sama sekali tidak ada batasan," kata David Hui Shu-cheong, seorang ahli pengobatan pernapasan di Chinese University of Hong Kong.

Dari keterangan itu, peningkatan pengawasan diduga merupakan upaya terbaru Pemerintah China guna mengendalikan narasi mengenai asal-usul pandemi virus corona.

"Saya tidak tahu apakah itu karena beberapa peneliti menerbitkan sesuatu yang dianggap sensitif di dalam China. (Saya) tidak yakin apakah itu karena kontroversi tentang asal usul virus nanti, dan hal-hal yang tidak sensitif menjadi sensitif juga, " kata dia.

Baca juga: Lokasi Wali Kota Tanjungpinang Terpapar Corona Masih Misteri, Tim Lakukan Tracing

Penerbitan serangkaian studi terkait Covid-19

Sebagaimana diketahui, sejak akhir Januari, para peneliti China telah menerbitkan serangkaian studi terkait Covid-19 di jurnal medis internasional yang sangat berpengaruh.

Beberapa temuan baru tentang kasus-kasus awal virus corona banyak dibagikan peneliti. Seperti penelitian mengenai virus dapat mengalami transisi dari manusia ke manusia.

Penelitian itu sendiri sempat menimbulkan pertanyaan mengenai kevalidan informasi akun resmi pemerintah dan menimbulkan kontroversi di media sosial China.

Seorang peneliti China yang tidak bersedia menyebutkan namanya, mengatakan, langkah pembatasan merupakan perkembangan mengkhawatirkan yang kemungkinan akan menghambat penelitian ilmiah yang penting.

Baca juga: Ada Corona, Pengusaha Transportasi Keluhkan Penurunan Omzet Hingga 50 Persen

"Saya pikir ini adalah upaya terkoordinasi dari (pemerintah) China untuk mengendalikan narasi, dan menggambarkannya seolah-olah wabah itu tidak berasal di China," kata peneliti tersebut sebagaimana dikutip dari CNN.

Menurut dia, yang penting adalah komunitas ilmiah internasional harus menyadari bahwa jurnal atau manuskrip apa pun dari lembaga penelitian Cina telah diperiksa ulang oleh pemerintah.

"Penting bagi mereka untuk mengetahui ada langkah-langkah tambahan antara penelitian ilmiah independen dan publikasi akhir," ujar dia. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com