Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sebabkan Komplikasi Jantung, Penelitian Klorokuin di Brazil Dihentikan

KOMPAS.com - Para ilmuwan terus meneliti obat untuk corona atau Covid-19.

Sebuah penelitian di Brazil yang menguji obat anti malaria klorokuin untuk Covid-19 terpaksa dihentikan lebih awal karena beberapa pasien mengalami komplikasi jantung.

Klorokuin telah menjadi sorotan setelah Presiden AS Donald Trump menyebut obat ini berpotensi menjadi obat untuk menghentikan Covid-19.

Dilansir Live Science (14/4/2020), para peneliti Brazil mengumpulkan 440 orang dalam studi mereka untuk menguji apakah klorokuin aman dan efektif untuk Covid-19.

Peserta dikelompokkan jadi 2:

  1. Peserta dengan dosis tinggi (600 miligram dua kali sehari selama 10 hari), dan
  2. Peserta dengan dosis rendah (450 mg selama lima hari, dengan dosis ganda hanya pada hari pertama).

Penelitian ini adalah double blind, artinya baik pasien maupun dokter tidak tahu dosis mana yang mereka terima.

Namun, baru berjalan pada 81 pasien, para peneliti melihat beberapa tanda yang mengkhawatirkan.

Dalam beberapa hari setelah pengobatan, banyak dari pasien dalam kategori dosis tinggi mengalami masalah irama jantung. Itu lebih banyak jumlahnya daripada di kategori dosis rendah.

Sebanyak 2 pasien dari kelompok dosis tinggi mengalami detak jantung yang cepat dan abnormal, dikenal sebagai takikardia ventrikel, sebelum mereka meninggal.

Sebagai hasil dari temuan ini, para peneliti segera menghentikan kelompok studi dosis tinggi. Mereka memperingatkan agar tidak menggunakan dosis tinggi untuk setiap pasien Covid-19.

"Studi kami menaikkan 'bendera merah' untuk menghentikan penggunaan dosis (tinggi) seperti itu di seluruh dunia untuk menghindari kematian yang tidak perlu," tulis peneliti dalam makalah mereka.

Penelitian tersebut diposting atau diterbitkan pada 11 April di medRxiv. Makalah belum diterbitkan dalam jurnal peer review.

Sebuah rumah sakit di Prancis juga dilaporkan menghentikan pengobatan hydroxychloroquine (hidroklorokuin) untuk setidaknya satu pasien dengan Covid-19 setelah pasien mengalami masalah irama jantung.

Klorokuin dan hidroklorokuin telah digunakan selama beberapa dekade sebagai pengobatan untuk malaria dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik

Tapi ada komplikasi utama dari klorokuin, yaitu risiko masalah irama jantung yang serius, disebut sebagai "QT prolongation".

Kepala divisi farmakologi klinis di Universitas Toronto Dr. David Juurlink menanggapi penelitian tersebut.

Menurutnya penelitian itu menyampaikan satu informasi bermanfaat, yaitu klorokuin menyebabkan peningkatan abnormalitas bergantung pada penggunaan dosis, yang dapat menyebabkan kematian jantung mendadak.

Setelah para peneliti Brazil menghentikan penelitian pada kelompok dosis tinggi, semua pasien dijadikan kelompok dosis rendah.

Para peneliti masih melanjutkan penelitian ini ke depan.

Selain menggunakan klorokuin, para peneliti juga memberikan azithromycin yang juga mempunyai risiko meningkatkan masalah irama jantung.

Para peneliti mencatat bahwa mereka tidak dapat menilai efek toksik dari antibiotik ini dengan sendirinya karena semua pasien sudah menggunakan obat sebelum memulai penelitian.

Kombinasi azithromycin dan hydroxychloroquine juga digunakan di rumah sakit di Amerika Serikat

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/14/133628565/sebabkan-komplikasi-jantung-penelitian-klorokuin-di-brazil-dihentikan

Terkini Lainnya

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke