KOMPAS.com - Dalam peta sebaran Covid-19 di Jawa Timur, Kota Surabaya tampak terlihat berwarna hitam.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di infocovid19.jatimprov.go.id, hingga Rabu (3/6/2020) siang, wilayah Kota Surabaya masih terlihat menjadi zona hitam.
Selain itu, pengguna Facebook Ika Devi juga turut mengunggah mengenai hal tersebut.
"Surabaya jadi zona hitam ..bukan merah lagi. Stay safe
Jangan lupa berdoa. Jangan lupa vitamin. Menjadi sapaan Tiap hari untuk sahabat dan TS..Rip dr is Tjahjadi SPPD," tulis Ika Devi.
Baca juga: Kembali Merebak di Kongo, Berikut Beda Virus Ebola dengan Corona...
Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona dan Rendahnya Jumlah Kasus Covid-19 di China...
Lantas, apa itu zona hitam dan mengapa Surabaya bisa menjadi zona hitam?
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan, kondisi hitam bisa memiliki arti darurat.
"Sudah lebih dari zona bahaya yakni merah. Artinya penambahan kasusnya sudah tinggi, lebih dari 2.000-an biasanya," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (3/6/2020).
Sebenarnya, kata Dicky, warna yang tampak seperti hitam tersebut aslinya adalah berwarna merah.
"Sebetulnya yang aslinya itu bukan warna hitam, aslinya warna merah. Jadi ketika angka kasus baru di atas 2.000-an, maka daerah itu akan berwarna merah. Jadi tampak seperti hitam," ucap dia.
Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan
Menurut Dicky, hal ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya harus sudah sangat serius merespons penanganan Covid-19.
Selain itu, masyarakat, semua instansi dan pemangku kepentingan juga harus dilibatkan dan terlibat aktif menurunkan angka positif Covid-19.
"Karena bila tidak, bukan mustahil dalam waktu 2-3 minggu ke depan, situasi di Surabaya akan menjadi chaos," jelas dia.
Oleh karena itu, Dicky berpesan agar segera dilakukan peningkatan jumlah testing dan melacak populasi yang dianggap berisiko tinggi.
Misalnya, terhadap orang lanjut usia, orang sakit, anak-anak, dan juga terhadap ibu hamil.