Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Hong Kong Temukan 3 Kombinasi Obat yang Diklaim Efektif Tekan Virus Corona

Kompas.com - 09/05/2020, 12:01 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti Hong Kong menemukan kombinasi tiga obat yang disebut dapat menekan virus corona jenis baru.

Efektivitasnya diklaim hampir dua kali lebih cepat dibandingkan obat yang digunakan untuk Covid-19.

Melansir SCMP, kombinasi tiga obat ini menekan virus corona dalam waktu tujuh hari ketika digunakan pada pasien di Hong Kong.

Temuan penelitian yang dipimpin akademisi Universitas Hong Kong, diterbitkan The Lancet, memberikan sinyal kemajuan dalam pencarian bentuk terapi standar untuk SARS-CoV-2.

Tiga obat itu adalah obat antivirus interferon beta-1b, lopinavir-ritonavir dan ribavirin.

Dari penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa penggunaan ketiga obat itu secara bersama-sama lebih efektif dan aman dalam mengurangi durasi pelepasan virus untuk pasien dengan gejala ringan hingga sedang, sambil mempercepat proses pemulihan.

Antivirus dikatakan lebih efektif jika dibandingkan dengan hanya menggunakan lopinavir-ritonavir, obat HIV yang juga dikenal dengan nama mereknya, Kaletra.

Baca juga: Madagaskar Klaim Temukan Jamu Obat Covid-19, WHO Minta Itu Diuji Dulu

Kombinasi obat untuk menekan jumlah virus

Seorang ahli penyakit menular terkemuka yang memimpin penelitian ini, Profesor Yuen Kwok-yung, mengatakan, percobaan yang dilakukan menunjukkan, pengobatan dini Covid-19 ringan hingga tiga kombinasi dengan obat antivirus dapat dengan cepat menekan jumlah virus dalam tubuh pasien.

Dengan demikian, efektif meringankan gejala dan mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dengan mengurangi durasi dan jumlah pelepasan virus.

"Kombinasi pengobatan tampak aman dan ditoleransi dengan baik oleh pasien," kata dia.

Obat interferon dikembangkan untuk mengobati multiple sclerosis, penyakit neurologis. Sementara, ribavirin umumnya digunakan dalam pengobatan Hepatitis C.

Meski demikian, para peneliti mengatakan, pelu dilakukan uji coba yang lebih besar untuk mengonfirmasi apakah rejimen tripel akan efektif pada pasien dengan gejala yang lebih parah.

Baca juga: Jepang Setujui Remdesivir Dipakai sebagai Obat Virus Corona

Waktu lebih singkat

Penelitian terbaru dilakukan terhadap 127 pasien dewasa dengan Covid-19, yang tengah di rawat di salah satu rumah sakit umum di Hong Kong antara 10 Februari-20 Maret 2020.

Sebanyak 86 pasien diberikan pengobatan kombinasi dan 41 pasien lainnya hanya diberikan Kaletra.

Penelitian tersebut menemukan, pasien yang diberi obat kombinasi memiliki viral load yang secara efektif ditekan dalam rata-rata tujuh hari setelah memulai pengobatan, dibandingkan dengan rata-rata 12 hari pada kelompok kontrol pada obat tunggal.

Pasien yang menjalani terapi triple juga berhasil meringankan gejala dalam rata-rata empat hari, setengah dari periode delapan hari bagi pasien yang berada dalam kelompok kontrol.

Pasien tersebut juga menjalani masa rawat inap yang lebih singkat di rumah sakit, yaitu sembilan hari.

Para ilmuwan juga mengidentifikasi, pasien yang diberi pengobatan kombinasi lebih awal, menunjukkan hasil klinis yang lebih baik dalam waktu satu minggu dari gejala muncul, dibandingkan jika menggunakan Kaletra pada saat yang sama.

Seorang ahli penyakit menular di Kanada, Dr Sarah Shalhoub mengatakan, penelitian ini menyajikan langkah menuju penemuan terapi yang sangat dibutuhkan untuk Covid-19, meskipun ia tak terlibat dalam studi tersebut.

Secara terpisah, para peneliti juga menguji coba efektivitas remdesivir, obat yang awalnya dikembangkan untuk Ebola, dalam mengobati Covid-19.

Hong Kong juga menjadi tuan rumah yang melakukan penelitian ini.

Baca juga: Siswa di Madagaskar Wajib Minum Covid Organics, Obat Virus Corona Sebelum Belajar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com