Sebagian dugaan infeksi ulang yaitu sebanyak 83 kasus dilaporkan di Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara yang pernah menjadi pusat penyebaran virus di Korea Selatan.
Kabar ini cukup mengejutkan karena sebelumnya para pejabat berwenang telah menyatakan bahwa mereka akan segera mempertimbangkan pelonggaran kebijakan ketat yang tengah diberlakukan.
Korea Selatan melaporkan hanya 25 kasus baru secara keseluruhan pada hari Senin (13/4/2020) tetapi peningkatan jumlah kasus pada pasien yang "terinfeksi kembali" telah menimbulkan kekhawatiran ketika negara itu masih berupaya untuk memberantas infeksi.
Baca juga: Kehabisan Tempat, Jenazah Korban Corona di AS Ditumpuk di Ruang Pendingin
Virus aktif kembali
Pejabat masih menyelidiki penyebab terjadinya peristiwa itu. Tetapi Jeong Eun-kyeong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), mengatakan virus itu mungkin lebih tepat jika disebut aktif kembali daripada infeksi ulang.
"Penyelidik sedang menyelidiki apakah penyebab kambuhnya Covid-19 adalah virus yang aktif kembali atau terjadinya infeksi ulang. Kami juga sedang menyelidiki apakah kasus kambuhnya Covid-19 ini mengarah pada infeksi sekunder," kata kepala KCDC, Jeong Eun-kyeong.
Jeong juga mengatakan KCDC bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyelidiki kasus orang yang dites positif setelah dibebaskan dari perawatan.
KCDC mengatakan sedang melakukan penelitian untuk menentukan apakah pasien yang pulih dari COVID-19 kebal terhadap penyakit dan berapa lama kekebalan tersebut berlangsung.
Pakar lain mengatakan ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam tes atau sisa-sisa virus mungkin masih ada dalam tubuh pasien tetapi sifatnya tidak menular atau membahayakan.
116 kasus virus yang aktif kembali ini lebih banyak dua kali lipat dari 51 kasus baru yang dilaporkan Korea Selatan seminggu sebelumnya.
Baca juga: [HOAKS] Cairan Antiseptik untuk Air Diffuser Bisa Cegah Corona di Udara
Menimbulkan kekhawatiran
Korea Selatan berencana untuk mengirim 600.000 alat uji virus corona ke Amerika Serikat pada hari Selasa yang merupakan pengiriman pertama setelah mendapat permintaan dari Presiden AS Donald Trump.
Para pejabat pemerintahan sementara itu, meminta warga Korea Selatan untuk terus mengikuti panduan dan pembatasan pada pertemuan sosial, tetapi juga mengisyaratkan bahwa langkah-langkah pembatasan yang ketat dapat segera dikurangi.
Korea Selatan telah mengimbau penduduk untuk mengikuti atura pembatasan sosial yang ketat hingga setidaknya 19 April tetapi karena jumlah kasus-kasus yang menurun dan cuaca yang membaik, mengakibatkan semakin banyak orang yang mengabaikan pedoman tersebut.
Pada pertemuan manajemen bencana pada hari Senin (13/4/2020), Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan pemerintah akan segera mencari cara untuk melonggarkan pedoman pembatasan sosial yang ketat.
“Akhir minggu ini, kami berencana untuk meninjau kampanye pembatasan sosial yang telah kami lakukan sejauh ini dan membahas apakah kami akan beralih ke langkah-langkah keselamatan rutin,” katanya.
Baca juga: Siswa Korea Selatan Alami Stres Belajar di Rumah Selama Wabah Corona
Kondisi terkini
Melansir data dari Worldometers (14/4/2020) saat ini total kasus infeksi virus corona di Korea Selatan sebanyak 10.564 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 222 orang.
Sementara itu, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 7.534 orang dan yang masih berada dalam kondisi kritis berjumlah 55 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.