Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan Laporkan Dugaan Infeksi Ulang Virus Corona, WHO: Kami Belum Tahu

Kompas.com - 14/04/2020, 21:07 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber Reuters

Sebagian dugaan infeksi ulang yaitu sebanyak 83 kasus dilaporkan di Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara yang pernah menjadi pusat penyebaran virus di Korea Selatan

Kabar ini cukup mengejutkan karena sebelumnya para pejabat berwenang telah menyatakan bahwa mereka akan segera mempertimbangkan pelonggaran kebijakan ketat yang tengah diberlakukan.

Korea Selatan melaporkan hanya 25 kasus baru secara keseluruhan pada hari Senin (13/4/2020) tetapi peningkatan jumlah kasus pada pasien yang "terinfeksi kembali" telah menimbulkan kekhawatiran ketika negara itu masih berupaya untuk memberantas infeksi.

Baca juga: Kehabisan Tempat, Jenazah Korban Corona di AS Ditumpuk di Ruang Pendingin

Virus aktif kembali

Pejabat masih menyelidiki penyebab terjadinya peristiwa itu. Tetapi Jeong Eun-kyeong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), mengatakan virus itu mungkin lebih tepat jika disebut aktif kembali daripada infeksi ulang.

"Penyelidik sedang menyelidiki apakah penyebab kambuhnya Covid-19 adalah virus yang aktif kembali atau terjadinya infeksi ulang. Kami juga sedang menyelidiki apakah kasus kambuhnya Covid-19 ini mengarah pada infeksi sekunder," kata kepala KCDC, Jeong Eun-kyeong.

Jeong juga mengatakan KCDC bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyelidiki kasus orang yang dites positif setelah dibebaskan dari perawatan.

KCDC mengatakan sedang melakukan penelitian untuk menentukan apakah pasien yang pulih dari COVID-19 kebal terhadap penyakit dan berapa lama kekebalan tersebut berlangsung.

Pakar lain mengatakan ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam tes atau sisa-sisa virus mungkin masih ada dalam tubuh pasien tetapi sifatnya tidak menular atau membahayakan.

116 kasus virus yang aktif kembali ini lebih banyak dua kali lipat dari 51 kasus baru yang dilaporkan Korea Selatan seminggu sebelumnya.

Baca juga: [HOAKS] Cairan Antiseptik untuk Air Diffuser Bisa Cegah Corona di Udara

Menimbulkan kekhawatiran

Korea Selatan berencana untuk mengirim 600.000 alat uji virus corona ke Amerika Serikat pada hari Selasa yang merupakan pengiriman pertama setelah mendapat permintaan dari Presiden AS Donald Trump.

Para pejabat pemerintahan sementara itu, meminta warga Korea Selatan untuk terus mengikuti panduan dan pembatasan pada pertemuan sosial, tetapi juga mengisyaratkan bahwa langkah-langkah pembatasan yang ketat dapat segera dikurangi.

Korea Selatan telah mengimbau penduduk untuk mengikuti atura pembatasan sosial yang ketat hingga setidaknya 19 April tetapi karena jumlah kasus-kasus yang menurun dan cuaca yang membaik, mengakibatkan semakin banyak orang yang mengabaikan pedoman tersebut.

Pada pertemuan manajemen bencana pada hari Senin (13/4/2020), Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan pemerintah akan segera mencari cara untuk melonggarkan pedoman pembatasan sosial yang ketat.

“Akhir minggu ini, kami berencana untuk meninjau kampanye pembatasan sosial yang telah kami lakukan sejauh ini dan membahas apakah kami akan beralih ke langkah-langkah keselamatan rutin,” katanya.

Baca juga: Siswa Korea Selatan Alami Stres Belajar di Rumah Selama Wabah Corona

Kondisi terkini

Melansir data dari Worldometers (14/4/2020) saat ini total kasus infeksi virus corona di Korea Selatan sebanyak 10.564 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 222 orang.

Sementara itu, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 7.534 orang dan yang masih berada dalam kondisi kritis berjumlah 55 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Tren
Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

Tren
Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com