Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Angka Infeksi dan Kematian akibat Virus Corona di Spanyol Tinggi?

Kompas.com - 02/04/2020, 19:07 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Perseteruan politik dan buruknya koordinasi

Memburuknya situasi di Spanyol telah meningkatkan perseteruan politik di negara yang sudah sangat terpolarisasi itu.

New York Times memberitakan, tak lama setelah Sanchez berbicara pada 13 Maret 2020, pemimpin oposisi Partai Populer Pablo Casado mengatakan, akan mendukung perpanjangan keadaan darurat melebihi 15 hari jika diperlukan.

Akan tetapi, Pablo juga menyerang pemerintah dan menyebut pihaknya harus mulai memimpin.

"Selama minggu-minggu terakhir, pemerintah telah melakukan kesalahan serius. Sudah waktunya, waktunya untuk menunjukkan keteguhan dan tekad," kata dia.

Baca juga: Kasus Virus Corona Spanyol: Ditemukan di Madrid dan Barcelona

Sementara itu, pemerintah daerah Catalonina dan Basque mengklaim langkah pemerintah pusat itu dapat merusak otonomi mereka.

Kritik yang sama juga disampaikan oleh Perdana Menteri Andalusia.

Koordinasi yang buruk juga terlihat ketika penutupan sekolah dan universitas justru mendorong banyak orang untuk pergi ke bar, memenuhi taman, dan pergi ke pantai bersama keluarga.

Seorang dokter sekaligus Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja sektor Kesehatan Madrid Angela Hernandez Puente mengkritik para politisi di negaranya.

"Alih-alih membiarkan para profesional memimpin pekerjaan, para politisi justru menghalanginya. Saya telah melihat lebih banyak permainan menyalahkan di antara mereka dari pada koordinasi," kata Hernandez.

Baca juga: Sebanyak 12.298 Tenaga Medis di Spanyol Terinfeksi Virus Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona yang Harus Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com