Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran, antara Perang Melawan Virus Corona dan Sanksi Ekonomi...

Kompas.com - 15/03/2020, 09:57 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah kasus infeksi virus corona terus mengalami lonjakan. Pada Sabtu (14/3/2020), Iran mengumumkan lebih dari 12.000 warganya terinfeksi dan 611 orang meninggal dunia.

Angka itu menjadikannya sebagai negara dengan jumlah kasus virus corona terbesar di Timur Tengah dan ketiga di dunia setelah China dan Italia.

Dilansir dari Reuters, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan, perang Iran melawan virus corona sangat terhambat oleh sanksi AS.

Baca juga: Tanya-Jawab Gejala dan Perlindungan Diri dari Virus Corona, hingga Langkah yang Harus Dilakukan jika Sakit

Ditutupnya keran penjualan minyak yang dikombinasikan dengan sanksi perbankan dan asuransi telah memengaruhi kemampuan negara dalam memberikan subsidi kepada warganya.

Selain itu, terbatasnya obat dan peralatan medis akibat sanksi juga membuat jumlah pasien terus bertambah.

Dalam sebuah twitnya, Zarif mengungkapkan keluhannya itu dengan menyertakan gambar daftar kebutuhan medis Iran yang didominasi oleh alat bantu pernapasan, peralatan medis dasar seperti sarung tangan dan masker.

Baca juga: Iran Klaim Temukan Obat Virus Corona, Mampu Turunkan Gejala dalam 48 Jam

Menteri berusia 60 tahun itu juga telah menulis surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menyerukan diakhirinya sanksi AS saat Iran sedang memerangi virus corona.

"Sanksi AS menghambat penjualan obat-obatan, pasokan medis dan barang kemanusiaan," tulis Zarif, dikutip dari Al-Monitor (12/3/2020).

Iran sebelumnya juga telah meminta dana sebesar 5 miliar dollar AS kepada IMF untuk mengatasi wabah itu.

Sejumlah korban meninggal belum diuji

Direktur Kamar Mayat Behesht-e Masoumeh Ali Ramezani mengatakan, proses pemakaman banyak mengalami penundaan karena pengujian membutuhkan waktu.

Sebuah video menunjukkan banyak mayat terbungkus di lantai, sementara para pekerja dengan alat pelindung lengkap sibuk berjalan di antara mayat-mayat itu.

Kendati masih banyak korban meninggal yang belum dimakamkan, sebuah foto satelit di pemakaman utama di Kota Qom memperlihatkan adanya peningkatan aktivitas.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia: Tembus 141 Negara, 73.955 Sembuh, 5.829 Meninggal

Gambar satelit yang diperoleh CNN menunjukkan apa yang tampak seperti dua parit kuburan segar pada 1 Maret dengan lebih banyak penggalian setelah itu.

Iran telah mengambil langkah signifikan pekan lalu untuk menghentikan penyebaran virus. Pemerintah melarang shalat Jumat di pusat-pusat semua provinsi di seluruh negeri.

Semua institusi pendidikan ditutup, konser, dan acara olahraga juga telah dibatalkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

Tren
Film Vina dan Fenomena 'Crimetainment'

Film Vina dan Fenomena "Crimetainment"

Tren
5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com