Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selesai Karantina, Berikut Kronologi Kasus Corona di Diamond Princess

Kompas.com - 21/02/2020, 05:50 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber Princess

KOMPAS.com - Merebaknya virus corona membuat semua negara bersiaga. Jalur masuk seperti bandara dan pelabuhan dijaga ketat. 

Salah satunya di Jepang. Bahkan kapal Pesiar Diamond Princess tertahan di sana setelah ditemukan satu penumpangnya positif virus corona.

Ada 3.711 penumpang dan kru yang terpaksa dikarantina di kapal pesiar itu selama 14 hari. 

Bahkan Warga Negara Indonesia (WNI) juga ada yang di sana. Empat orang di antaranya positif virus corona.

Akhirnya, Rabu (19/2/2020) kemarin penumpang sudah mulai bisa turun dari kapal. 

Baca juga: Saat China Buka Konsultasi Online untuk Redakan Kecemasan Pasien Virus Corona...

Bagaimana kronologi kasus virus corona di kapal pesiar Diamond Princess tersebut? Dilansir laman resmi Princess, berikut ini perkembangannya: 

1 Februari

Princess Cruises mengkonfirmasi seorang penumpangnya positif terkena virus corona. Penumpang tersebut turun di Tokyo pada 25 Januari. 

Dia tidak terlihat di pusat medis kapal selama perjalanan. Penumpang itu kemudian dirawat di rumah sakit setempat (Hong Kong) dan dalam kondisi stabil.

4 Februari

Rencananya Diamond Princess akan diberangkatkan dari Yokohama, Jepang pada 4 Februari.

Namun karena adanya salah satu penumpang yang positif virus corona, kapal ditahan dan penumpang dikarantina selama 14 hari ke depan.

Semua penumpang Diamond Princess diberitahu akan menerima pengembalian uang secara penuh. 

Setiap tamu juga akan menerima kredit pesiar masa depan seratus persen.

Kapal pesiar Diamond Princess mengkonfirmasi ada 2.666 tamu saat itu di dalam kapal, yang mencakup berbagai kebangsaan. Sekitar setengah dari tamu berasal dari Jepang.

Selain itu ada 1.045 kru. Jika dijumlahkan seluruh orang yang ada di kapal adalah 3.711.

Kementerian Kesehatan Jepang melakukan pemeriksaan kesehatan dengan cara sampel.

Baca juga: Melihat Cara Singapura Menangani Penyebaran Virus Corona...

Dari pemeriksaan hari itu diketahui 10 orang dinyatakan positif mengidap Coronavirus, terdiri atas:

  • 2 orang penumpang Australia
  • 3 orang penumpang Jepang
  • 3 orang penumpang Hong Kong
  • 1 orang penumpang AS
  • 1 orang kru Filipina

6 Februari

Pihak Diamond Princess memberikan berbagai fasilitas untuk para penumpang agar betah berada di kapal selama masa karantina yang direncanakan berlangsung 14 hari.

Fasilitas tersebut seperti internet, telepon baru, saluran tv, video, surat kabar cetak, berbagai pilihan makanan, paket aktivitas anak, dan sebagainya.

Kasus baru dikonfirmasi. Ada 41 orang dinyatakan positif coronavirus berasal dari:

  • Argentina: 1 orang 
  • Australia: 5 orang
  • Kanada: 5 orang
  • Jepang: 21 orang
  • Inggris:  1 orang
  • Amerika Serikat: 8 orang.

9 Februari 

Diamond Princess mengonfirmasi tambahan 66 kasus coronavirus yang diuji Kementerian Kesehatan Jepang.

Kasus-kasus tersebut berasal dari:

  • Australia: 4 orang
  • Kanada: 1 orang
  • Inggris: 1 orang
  • Jepang: 45 orang
  • Filipina: 3 orang
  • Ukraina: 1 orang
  • Amerika Serikat: 11 orang.

11 Februari

Kasus virus corona baru terus ditemukan di kapal pesiar Diamond Princess. 

Kementerian Kesehatan Jepang mengonfirmasi 39 kasus baru.

Baca juga: Mengenal Kapal Diamond Princess yang Dikarantina karena Virus Corona...

12 Februari

Selama beberapa hari ke depan, penumpang kapal Diamond Princess akan diturunkan untuk menyelesaikan masa karantina di tepi pantai. 

Hal itu rencananya dilakukan bertahap dengan aturan penumpang yang paling rentan secara medis diturunkan dahulu. Termasuk dalam itu adalah orang tua.

Menurut otoritas setempat, para penumpang kelompok tersebut akan dites virus corona.

Jika positif mereka akan dipindahkan ke rumah sakit setempat untuk evaluasi dan isolasi lebih lanjut.

Jika tes negatif, mereka akan diberikan pilihan untuk meninggalkan kapal dan dipindahkan ke fasilitas perumahan karantina.

Sementara itu, kasus baru yang ditemukan di Diamond Princess ada 44 kasus.

15 Februari

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan akan menyediakan pesawat sewaan untuk membawa semua orang Amerika (tamu dan kru).

Mereka yang merupakan warga negara atau penduduk tetap AS rencananya akan dibawa pulang ke Amerika Serikat.

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diketahui soal Virus Corona, Apa Saja?

16 Februari

Sebanyak 67 kasus tambahan dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Jepang. 

Kasus-kasus baru tersebut adalah sebagai berikut:

  • Australia: 5 orang
  • Kanada: 3 orang
  • China: 3 orang
  • Jerman: 2 orang
  • Hong Kong: 1 orang
  • Kirgistan: 1 orang
  • India: 2 orang
  • Jepang: 27 orang
  • Filipina: 17 orang
  • Taiwan: 1 orang
  • Amerika Serikat: 5 orang.

17 Februari

Kanada menyusul AS dalam hal menyediakan pesawat sewaan atau carteran. 

Hal itu disampaikan oleh Kedutaan Besar Kanada yang berada di Tokyo.

18 Februari 

Kasus tambahan dikonfirmasi lagi. Kementerian Kesehatan Jepang mengumumkan kasus baru virus corona adalah 169 kasus.

Sebanyak 3 orang di antaranya adalah Warga Negara Indonesia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan ada 446 orang positif corona.

WNI yang ada di kapal tersebut ada 78 orang.

Baca juga: Mewabah di Puluhan Negara, Ini Mitos dan Fakta soal Virus Corona

19 Februari

Akhir proses karantina tiba juga. Kapal pesiar Diamong Princess berkoordinasi dengan Kedutaan Kanada, Australia, dan Hong Kong soal pengumpulan dan transportasi para penumpang.

Berdasarkan informasi dari kedutaan-kedutaan tersebut, nantinya para penumpang akan menjalani karantina lagi selama 14 hari.

Proses turunnya penumpang direncanakan berlangsung selama beberapa hari. 

Sebelum turun, mereka dipastikan keadaannya. Penumpang yang negatif diberikan sertifikat oleh otoritas kesehatan Jepang.

Penumpang diberi kompensasi pengembalian uang pesiar, termasuk perjalanan udara, hotel, transportasi darat, wisata, dan lainnya.

Mereka juga tidak dikenakan biaya atas ongkos insidental onboard selama tambahan waktu onboard.

Princess Cruises juga akan memberi para tamu kredit pesiar masa depan yang setara dengan ongkos pesiar yang dibayarkan untuk perjalanan.

Dilansir SCMP (19/2/2020), kasus corona di kapal pesiar itu mencapai 545 kasus. 

Sementara itu, WNI yang terinfeksi virus corona bertambah satu lagi, jadi 4 orang. Hal itu disampaikan Kementerian Luar Negeri.

SCMP juga memberitakan 106 penumpang dari Hong Kong diturunkan dan kembali ke negaranya.

20 Februari

NHK News mengabarkan dua orang penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang positif terkena virus corona meninggal dunia.

Keduanya berjenis kelamin perempuan dan laki-laki berusia 80-an tahun.

Hingga 20 Februari setidaknya ada 624 kasus virus corona yang ditemukan di kapal Pesiar Diamond Princess.

Itu adalah kematian pertama yang dikonfirmasi dari para penumpang yang sempat dikarantina di kapal pesiar.

Dikabarkan SCMP (20/2/2020) sekitar 500 penumpang akan turun dari kapal pesiar tersebut.

Lebih dari 150 penumpang Australia tiba di negaranya lalu menjalani karantina.

Sebanyak 300 orang warga Amerika telah dievakuasi.

Baca juga: Profesor Unair Klaim Ramuan Jahe Dapat Cegah Penularan Corona, Ini Penjelasannya...

Baca juga: Kisah Zhang Ru, Dokter di China yang Tertidur Bersandar Dinding akibat Kelelahan Tangani Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com