Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Jalan di Bandung Keluarkan Asap, DPU: Bukan Kabel yang Terbakar

Kompas.com - 15/01/2020, 14:32 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan kepulan asap di jalanan di Kota Bandung viral di media sosial Instagram, baru-baru ini.

Dari unggahan @infobandungkota, kepulan asap tersebut terjadi di simpang Cipaganti-Pasteur (bawah flyover Pasupati), Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, Bandung Jawa Barat pada Senin (13/1/2020) pukul 12.16 WIB.

Dari penjelasan Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar) Kota Bandung Dadang Iriana diketahui asap tersebut muncul akibat korsleting kabel PLN atau Telkom. Hal itu sebagaimana diberitakan Kompas.com (13/1/2020).

Namun hal berbeda diungkapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung.

Kasubag TU DPU UPT Cibeunying, Mochamad Mucharam menjelaskan, usai ramai soal kepulan asap tersebut, dirinya bersama tim terjun mengecek lokasi pada Senin (13/1/2020) sore.

Mumuh, sapaan Mucharam menjelaskan tempat yang berasap itu adalah aspal berukuran kurang lebih 1x2 meter dan dicat warna merah dan hitam.

Lantaran dekat dengan lampu merah, kemungkinan hal tersebut sempat membuat warga heboh.

"Saya coba gali sekitar 10 sentimeter, di situ ada (kabel) PLN, Telkom, PJU. Saya gali, ternyata tidak ada asap yang di bawah. Menggalinya pakai jack hammer," katanya.

Baca juga: Viral Mobil Tersambar Kereta Api di Nganjuk, Ini Penjelasannya

Cat dua lapis

Saat mengecek dengan jack hammer (jenis alat yang digunakan untuk membongkar atau menghancurkan beton lantai atau jalan aspal), getaran dari alat tersebut membuat asap keluar.

Namun setelah dipergunakan ke aspal yang hanya dicat merah di tempat lain, tidak keluar asap.

"Di persimpangan lain ada yang dicat merah juga dan terkena sinar matahari juga, namun tidak terjadi apa-apa," imbuhnya.

Dari sejumlah percobaan tersebut, pihaknya berkesimpulan asap yang keluar tersebut bukan karena kabel yang terbakar atau korsleting, namun lebih karena aspal dicat dua lapis, terkena sinar matahari, dan terkena gesekan (dari motor pengendara).

Mengenai pengecetan dua lapis tersebut, Mumuh mengatakan bukan pihaknya (Dinas PU) yang melakukan pengecetan.

Namun pekerjaan tersebut dilakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub). Aspal dicat merah terlebih dahulu, lalu hitam.

"Kita tidak punya cat seperti itu. Catnya dibuat oleh Dishub," kata Mumuh.

Sebagai solusi, pihaknya mengaspal ulang jalan yang dicat dua lapis tersebut guna menghindari hal serupa.

Sebelum kasus tersebut, pihaknya tidak pernah menemukan kepulan asap di atas aspal selama ini.

"Ke depan kami akan koordinasi dengan Dishub supaya tidak dicat lagi (merah dan hitam)," pungkasnya.

 Baca juga: Viral Satu Keluarga Diusir Saat Berteduh di Pos Polisi, Ini Penjelasan Kepolisian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com