Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Viralnya Cerita Sinta, Apa Bahaya Jatuh Terduduk Kemudian Diurut?

Kompas.com - 29/12/2019, 10:40 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Sebuah postingan di Twitter yang menceritakan mengenaiseorang perempuan yang mengalami kelumpuhan akibat terjatuh usai kursi yang akan ia duduki ditarik temannya viral di media sosial baru-baru ini.

Postingan tersebut dibagikan oleh Sinta Auliya, warga Jakarta Selatan melalui akun Twitter-nya @jelebgt.

Cerita ini merupakan kisah pribadi Sinta. Ia sempat mengalami lumpuh selama 3 bulan.

Postingan itu telah dibagi ulang lebih dari 26.000 kali dan disukai lebih dari 30.000 akun.


Dalam ceritanya Sinta mengatakan bahwa ia sempat dibawa ke pengobatan alternatif untuk diurut sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit akibat sakitnya tambah parah,

Sinta sendiri menceritakan dirinya mengalami kondisi tulang ekor retak dan tulang belakang patah usai terjatuh saat dirinya masih duduk di bangku SMP.

Baca juga: Viral Ramuan Bawang dan Garam untuk Sakit Gigi, Apa Kata Dokter?

Lantas seberapa bahayakah jatuh terduduk kemudian dilakukan pengurutan?

Dokter Spesialis Tulang yang juga Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Rahyussalim, SpOT, K-Spine mengatakan pengurutan bisa menimbulkan bahaya.

“Pengurutan itu semacam manipulasi pada daerah pinggang itu. Kalau itu dikerjakan, akan terjadi pergeseran pada daerah atau struktur tulang yang patah atau cedera,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/12/2019).

Ia menambahkan, manipulasi yang dilakukan pada bagian tulang patah hanya akan menambah cedera seseorang.

Dan satu-satunya penanganan dalam kondisi demikian adalah operasi.

“Cedera diikuti lumpuh mau enggak mau harus dioperasi. Operasi sebenarnya untuk menstabilkan tulang yang patah,” kata dia.

Ia juga menyebut terapi yang juga bagus itu adalah dengan stem cell.

Rahyusalim menyampaikan, seandainya ada orang yang jatuh dengan posisi terduduk umumnya yang paling sering terkena adalah daerah lumbal yakni sekitar pinggang dan tulang belakang.

“Akibat cedera itu biasanya ada 2 struktur yang pasti kena. Pertama struktur tulang dan kedua struktur saraf,” jelasnya.

Baca juga: Iuran BPJS Naik 100 Persen, Berikut Cara agar Anda Tak Gampang Sakit

Pemeriksaan harus teliti

Apabila yang cedera adalah tulang maka akan menimbulka nyeri, sedangkan jika pada saraf maka akan mengalami mati rasa ataupun kelumpuhan.

Ia juga mengingatkan agar tak menyepelekan seseorang yang jatuh dengan posisi terduduk ataupun seseorang yang terjatuh dan kemudian mengalami kelumpuhan.

Termasuk pada anak-anak, karena garis fraktur pada hasil rontgen anak terkadang tidak terlalu jelas sehingga kemungkinan bisa menimbulkan kekeliruan diagnosis apabila tidak dicermati oleh dokter pemeriksa dengan teliti.

Umumnya kondisi patah akan terlihat sangat jelas ketika dilihat melalui MRI.

Adapun ia menjelaskan, efek terjatuh dari kursi dengan posisi terduduk bisa langsung maupun tak langsung terjadi.

“Kalau direct injury itu mengenai tulang panggung, pinggang, dan leher,” kata dia.

Sementara indirect injury umumnya gangguan terjadi di struktur saraf, saraf pusat, saraf perifer, atau gangguan indera penglihatan, dan pendengaran.

Pada kondisi ini umumnya efeknya dirasakan langsung sakit saat itu.

Akan tetapi akibat yang ditimbulkan gradual atau bertahap yang bisa menjadi semakin berat.

“Misal sekarang nyeri doang, setelah sekian waktu makin berat, 6 bulan kemudian lumpuh. Itu bisa saja terjadi seperti itu,” imbuhnya.

Baca juga: INFOGRAFIK: 5 Makanan yang Bisa Turunkan Risiko Sakit Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com