Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Skor PISA 2018, dari Wejangan Nadiem hingga Perlunya Perubahan Budaya Belajar

Kompas.com - 07/12/2019, 19:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber kompas.com

KOMPAS.com - Baru-baru ini, Programme for International Student Assessment (PISA) menerbitkan hasil penelitiannya. PISA adalah program OECD untuk mengukur kemampuan membaca, matematika, sains, dan implementasi dari pengetahuan tersebut.

Publikasi terbaru ini adalah hasil dari survei yang dilakukan pada 2018 pada negara-negara di dunia.

Hasil PISA 2018 menunjukkan bahwa peringkat Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia.

Secara umum, Indonesia memiliki skor yang lebih rendah daripada rata-rata skor untuk Membaca, Matematika dan Sains.

Bahkan perolehan skor di tiap aspek yang diuji dalam PISA dari Indonesia masih lebih rendah jika dibandingkan dengan skor negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Berikut sejumlah respons terkait publikasi hasil PISA 2018:

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim

Atas tersebarnya publikasi PISA 2018 yang menunjukkan cukup rendahnya posisi Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meminta untuk tidak mengemasnya menjadi berita positif.

Mengutip pemberitaan Kompas.com (7/12/2019), Nadiem pun mengajak seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan untuk merubah paradigma, utamanya berkaitan dengan skor PISA 2019.

Perubahan yang dimaksud adalah paradigma terbuka, yaitu langsung ke inti permasalahan dan kemudian bergerak melakukan perubahan.

Nadiem menambahkan bahwa justru di sinilah terletak kunci kesuksesan belajar, yakni untuk mendapatkan sebanyak mungkin perspektif untuk kemudian bergerak melakukan perubahan.

Hal-hal ini diungkapkan oleh Nadiem setelah menerima hasil PISA 2018 untuk Indonesia yang diberikan oleh Yuli Belfali (Head of Early childhood and Schools OECD) di Gedung Kemendikbud Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Baca juga: Profil Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Selain Nadiem, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan ada beberapa catatan penting terkait skor nilai PISA siswa Indonesia yang masih berada di bawah rata-rata.

Totok menyampaikan perlu adanya perubahan dalam budaya belajar di Indonesia.

Berdasarkan hasil penilaian PISA, Totok menyampaikan ada beberapa perubahan yang dapat dilakukan oleh para guru di depan kelas agar Indonesia tidak selalu mendapat skor rendah PISA.

Dari paparan Totok Suprayitno, ada 6 gerakan perubahan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran di kelas, yaitu:

  • Menggunakan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)
  • Melibatkan siswa dalam membaca
  • Meninggalkan strategi membaca nyaring
  • Merangkum bukan menyalin
  • Memperkaya jenis bacaan siswa
  • Menumbuhkan kebiasaan membaca saat luang

Baca juga: Mengenang Ciputra, dari Atlet Lari, Begawan Properti hingga Kelola Institusi Pendidikan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com