Racun yang dihasilkan dari proses pembakaran itu bernama dioxin.
Racun itu ditemukan dalam bahan makanan yang ada di sekitar pabrik tahu, dengan kandungan 70 kali lebih tinggi dari standar aman yang ditetapkan Eropa.
Dalam jangka panjang, konsumsi bahan makanan yang mengandung dioxin dengan kadar setinggi ini akan mendatangkan kemungkinan kanker, gangguan kekebalan tubuh, dan gangguan pertumbuhan.
Pemerintah menyebut akan mengembalikan plastik-plastik penyebab dioxin itu kembali ke negara asalnya.
Baca juga: Pembakaran Plastik oleh Pabrik Tahu Timbulkan Polutan Dioxin, Apa Itu dan Seberapa Bahaya?
Media lainnya yang menyoroti yang hal yang sama adalah The Guardian.
The Guardian memberitakan dengan judul "Indonesia's Food Chain Turns Toxic as Plastic Waste Exports Flood In".
Fokus pembahasan The Guardian juga seputar racun dioxin yang ditemukan dalam sampel makanan yang diuji di sekitar kawasan pabrik tahu di Sidoarjo, Jawa Timur.
Bukan hanya dioxin, senyawa bifenil poliklorinasi juga ditemukan di telur-telur yang dijadikan sampel penelitian mereka.
Dua senyawa ini sudah sejak lama dikenal sebagai racun yang sangat berbahaya bagi kesehatran manusia.
Semua ini bisa terjadi akibat adanya kesalahan manajemen limbah dan impor limbah plastik yang dilakukan.
Baca juga: Pabrik Tahu Gunakan Plastik sebagai Bahan Bakar, Ini Kata Walhi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.