Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembakaran Plastik oleh Pabrik Tahu Timbulkan Polutan Dioxin, Apa Itu dan Seberapa Bahaya?

Kompas.com - 17/11/2019, 09:56 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media AS New York Times menyoroti pabrik tahu di Indonesia yang menggunakan plastik sebagai bahan bakar.

Asap dan abu dari plastik yang terbakar menimbulkan konsekuensi racun, termasuk di dalamnya dioxin.

Apa itu dioxin?

Dioxin merupakan polutan yang dikenal dapat menyebabkan penyakit kanker, parkinson, hingga cacat saat lahir.

Baca juga: Media AS New York Times Soroti Pabrik Tahu di Indonesia yang Gunakan Plastik sebagai Bahan Bakar

Berikut lebih jauh soal dioxin dan bahayanya terhadap manusia:

Mengenal dioxin

Dioxin diketahui bahan kimia yang sangat beracun yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar kita.

Bahan kimia beracun itu biasanya dihasilkan dari proses pembakaran, seperti pembakaran sampah komersial atau penggunaan bahan bakar.

Senyawa tersebut kemudian terkumpul dalam konsentrasi tinggi di tanah dan sedimen.

Ketika dioxin memasuki rantai makanan, bahan kimia ini disimpan dalam lemak hewani.

Dioxin bisa masuk ke dalam tubuh manusia, terutama melalui bahan makanan yang berasal dari produk hewani seperti susu, daging, ikan, dan kerang.

Saat manusia mengonsumsi makanan yang mengandung dioxin, zat berbahaya ini dapat bertahan di dalam tubuh untuk waktu yang lama.

Efek dioxin pada manusia

Untuk jangka pendek, paparan dioksin pada manusia bisa menyebabkan lesi kulit dan perubahan fungsi hati.

Sementara itu, efek paparan dioxin dalam jangka panjang, di antaranya:

  • Menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh
  • Mengganggu perkembangan sistem saraf
  • Mengganggu sistem endokrin dan fungsi reproduksi.

Riset juga menunjukkan, paparan dioxin dapat menyebabkan efek kesehatan yang merugikan, seperti masalah hormon, infertilitas, kanker, dan kemungkinan diabetes.

Bahkan, terlalu lama terpapar dioksi juga bisa meningkatkan risiko kanker.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com