KOMPAS.com - Ada yang sedang bingung karena memiliki perut buncit? Jangan hanya bingung, tapi ketahui juga penyebab yang membuat perut buncit.
Untuk menghindari agar tak memiliki perut buncit, ketahui juga bahayanya.
Jika sudah telanjur, coba juga berbagai cara untuk mengecilkannya.
Ternyata, kebiasaan sehari-hari berkontribusi membuat perut seseorang buncit. Apa saja kebiasaan yang mungkin tak disadari itu?
Mempunyai perut buncit lebih berisiko terhadap kesehatan, karena salah satunya terjadi tumpukan lemak viseral yang berlebih.
Lemak viseral membungkus organ-organ rongga perut, seperti pankreas, hati, dan usus.
Lemak jenis ini bisa mempengaruhi fungsi hormon dalam tubuh.
Penyakit jantung, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, hingga kanker menjadi empat
penyakit yang dapat menimpa seseorang dengan perut buncit.
Tak ada cara instan untuk menghilangkan tumpukan lemak yang menyebabkan perut menjadi
buncit.
Ahli gizi tersertifikasi asal New York, AS, Rachel Stahl, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 22 Februari 2019, memberikan tips untuk mengurangi lemak di perut.
Caranya, di antaranya:
Membaca bahan makanan
Mengecek bahan makanan yang tertera dalam kemasan dapat Anda lakukan untuk mengetahui kandungan lemak dalam makanan tersebut.
Hindari mengonsumsi makanan yang mengandung lemak trans.
Disebutkan, lemak trans ini ditemukan di beberapa produk seperti margarin, makanan beku, permen, makanan yang dipanggang, dan beberapa saus.
Hindari gula
Batasi asupan gula agar lemak perut tak semakin mengembang.
Kebanyakan mengonsumsi gula dapat membuat resistensi insulin, di mana kondisi ini membuat seseorang sulit menurunkan berat badan.
Gula dapat meningkatkan level insulin dan menahan hormon leptin, yaitu hormon yang memberi sinyal pada tubuh ketika merasa kenyang.
Tak hanya itu, gula membuat reseptor dopamin menjadi berlebih. Hal ini dapat membuat seseorang lebih gampang lapar dan sulit kenyang.
Minuman yang dikonsumsi
Minuman dengan pemanis gula, seperti soda, jus buah, dan es teh manis sebaiknya juga dibatasi.
Gula membuat otak tak memproses kalori cair, begitu pula bagaimana memproses kalori berbentuk padat.
Mengonsumsi kalori dalam bentuk minuman, membuat seseorang masih merasa lapar, sehingga masih membutuhkan makan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.