Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Kratom, Bikin Kecanduan hingga Legalitas di Berbagai Negara

Kompas.com - 03/09/2019, 05:30 WIB
Mela Arnani,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.comTanaman kratom (Mitragyna speciose) yang selama ini digunakan sebagai obat tradisional di Kalimantan sedang ramai diperbincangkan khalayak.

Pasalnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) berencana menaikkan tanaman ini menjadi obat-obatan terlarang Golongan I.

Bukan hanya di Kalimantan, tanaman ini juga dipakai sebagai obat di beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, dan Myanmar.

Bahkan, dalam sebuah kajian ilmiah, di Thailand bagian selatan dan Malaysia bagian utara, kratom telah dikonsumsi masyarakat.

Baca juga: Daun Kratom, Benarkah Bikin Kecanduan dan Bisa Mematikan?

Lantas, bagaimana sebenarnya tanaman ini?

1. Efek Kratom

Tanaman kratom dipercaya membantu mengurangi rasa sakit, mencegah kelelahan, membuat rileks, dan membuat pecandu opium dapat berhenti.

Para pakar dari Universitas Tanjungpura, Pontianak, Sri Luliana dan rekannya, melakukan penelitian daun kratom dapat mengurangi rasa nyeri atau efek antinosiseptif yang dikandungnya kepada mencit jantan Swiss.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kratom mempunyai aktivitas antinosiseptif atau pereda rasa nyeri.

Selain itu, daun kratom mengandung metabolit sekunder golongan alkaloid, flacanoid, steroid atau terpenoid, fenol, dan saponin.

Disebutkan juga, daun kratom mengandung metabolit sekunder golongan alkaloid, steroid atau terpenoid, dan saponin.

Saat dikonsumsi, daun kratom mempunyai senyawa yang dapat menimbulkan efek psikotropik mirip dengan opioid dan stimulan.

Dua senyawa dalam daun kratom, yaitu mitragynine dan 7-hydroxymitragynine berinteraksi dengan reseptor opioid di otak, menghasilkan kesenangan dan mengurangi rasa sakit jika mengonsumsi dalam jumlah besar.

Mitragynine juga berinteraksi dengan sistem reseptor lain di otak dan menghasilkan efek stimulan.

Baca juga: Pada Dosis Tertentu, Kratom Bisa Mengurangi Rasa Sakit dan Nyeri

2. Membuat candu

Studi Manfaat Biokimia, Diagnosis, dan Evaluasi Risiko Klinis Kratom dalam National Center of Biotechnology Information (NCBI) menemukan, efek samping tergantung pada dosis pemakaian.

Kratom memang mempunyai efek stimulan, obat penenang, dan pengurang rasa nyeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Tren
Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com