Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Tahun 2024 Menjadi Tahun Kabisat?

KOMPAS.com - Tahun 2024 termasuk dalam tahun kabisat. Hal itu bisa diketahui dari jumlah hari di bulan Februari yang berjumlah 29 hari. 

Pada tahun kabisat, jumlah hari juga bertambah, dari yang biasanya 365 hari menjadi 366 hari.

Sebelumnya, tahun kabisat juga terjadi pada tahun 2000, 2004, 2008, 2012, 2016, dan 2020. Lantas, mengapa 2024 menjadi tahun kabisat?

2024 jadi tahun kabisat

Dilansir dari USA Today, tahun 2024 adalah tahun kabisat yang artinya terdapat satu hari pada akhir Februari, yakni 29 Februari 2024.

Tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali. Sebelumnya, tahun kabisat terjadi pada 2020 dan bakal kembali terjadi pada 2028. Namun, penghitungan tahun kabisat tidak sesederhana itu.

National Air and Space Museum menyebutan, penambahan satu hari dalam tahun kabisat membuat kalender menjadi lebih panjang 44 menit.

Akibatnya, terjadi penyimpangan 13 hari yang menciptakan perbedaan yangs emakin besar selama beberapa abad.

Untuk mengatasi hal tersebut, kalender Gregorian kemudian mereformasi konsep kabisat pada 1582 dengan menghilangkan tahun kabisat dalam tahun-tahun abad yang tidak habis dibagi 400.

Inilah sebabnya tahun 1600 dan 2000 merupakan tahun kabisat, sedangkan tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat.

Sejarah penanggalan

Dikutip dari Live Science, pada abad ke-8 sebelum Masehi, kalender Romawi hanya memiliki 10 bulan, yakni dimulai pada Maret dan berakhir pada Desember.

Kalender tersebut mengabaikan musim dingin, dengan tidak ada bulan yang menandainya.

Namun kalender ini hanya memiliki 304 hari sehingga Januari dan Februari akhirnya ditambahkan ke akhir tahun keagamaan.

Seperti bulan Januari, Februari memiliki hari paling sedikit. Namun masyarakat Romawi segera mulai mengasosiasikan bulan-bulan ini dengan awal tahun sipil sehingga sekitar tahun 450 SM, Januari dipandang sebagai bulan pertama tahun baru.

Ketika Paus Gregorius XIII menambahkan hari kabisat ke dalam kalender Gregorian pada 1582, ia memilih bulan Februari karena merupakan bulan terpendek, sehingga menjadikannya satu hari lebih panjang pada tahun kabisat.


Mengapa perlu ada tahun kabisat?

Tahun kabisat perlu ada untuk menjaga kalender Gregorian tetap sinkron dengan musim.

Tahun kabisat dibutuhkan karena satu tahun dalam kalender Gregorian sedikit lebih pendek daripada tahun matahari atau tahun tropis, yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengorbit matahari sepenuhnya satu kali.

Satu tahun kalender panjangnya tepat 365 hari. Namun, satu tahun matahari kira-kira panjangnya 365,24 hari, atau 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 56 detik.

Artinya, terdapat sisa waktu pengorbitan matahari sekitar seperempat hari atau 6 jam. Jika dibiarkan, perbedaan ini akan menggeser waktu terjadinya musim.

National Air and Space Museum mencontohkan, jika kita berhenti menggunakan tahun kabisat, maka dalam waktu sekitar 700 tahun mendatang musim panas di belahan bumi utara akan dimulai pada bulan Desember, bukan Juni.

Menambahkan hari kabisat setiap tahun keempat akan menghilangkan sebagian besar masalah ini karena panjang satu hari tambahan hampir sama dengan selisih yang terakumulasi selama waktu tersebut.

Sejarah tahun kabisat

Gagasan tahun kabisat dimulai pada 45 sebelum Masehi, tepat ketika kaisar Romawi Kuno Julius Caesar menetapkan kalender Julian yang terdiri dari 365 hari yang dipisahkan menjadi 12 bulan yang masih kita gunakan dalam kalender Gregorian saat ini.

Kalender Julian mencakup tahun kabisat setiap empat tahun tanpa pengecualian dan disinkronkan dengan musim di Bumi berkat pada tahun 46 SM.

Tahun kabisat itu menurut University of Houston terdiri dari 15 bulan dengan total 445 hari.

Selama berabad-abad, kalender Julian bekerja dengan sempurna.

Namun pada pertengahan abad ke-16, para astronom memperhatikan bahwa musim dimulai sekitar 10 hari lebih awal dari perkiraan ketika hari libur penting, seperti Paskah.

Untuk mengatasi hal tersebut, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian pada tahun 1582, yang sama dengan kalender Julian tetapi dengan pengecualian tahun kabisat untuk sebagian besar tahun keseratus.

Selama berabad-abad pula, kalender Gregorian hanya digunakan oleh negara-negara Katolik, seperti Italia dan Spanyol.

Akan tetapi, kalender Gregorian akhirnya diadopsi oleh negara-negara Protestan, seperti Inggris Raya pada tahun 1752.

Karena perbedaan kalender, negara-negara yang kemudian beralih ke kalender Gregorian harus melewatkan hari-hari agar dapat melakukan sinkronisasi dengan negara-negara lain di dunia.

Misalnya, ketika Inggris bertukar kalender pada tahun 1752, 2 September diikuti oleh 14 September, menurut Royal Museums Greenwich .

Di masa depan, kalender Gregorian mungkin harus dievaluasi ulang karena tidak sinkron dengan tahun matahari. Namun hal ini memerlukan waktu ribuan tahun untuk terjadi.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/26/063000365/kenapa-tahun-2024-menjadi-tahun-kabisat-

Terkini Lainnya

Fakta Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Fakta Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Ini Daftar Korban Lainnya

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Ini Daftar Korban Lainnya

Tren
Kaki Bayi Sehat Disebut Menunjukkan Refleks Plantar, Apa Itu?

Kaki Bayi Sehat Disebut Menunjukkan Refleks Plantar, Apa Itu?

Tren
Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Azerbaijan?

Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Azerbaijan?

Tren
Kasus Vina Cirebon, Nirbhaya New Delhi, dan 'No Viral No Justice'

Kasus Vina Cirebon, Nirbhaya New Delhi, dan "No Viral No Justice"

Tren
Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Tren
Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Tren
Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Tren
Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Tren
Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Tren
Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Tren
6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

Tren
Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Tren
Ucapan dan Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2024

Ucapan dan Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke