Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Uang Rp 30 T Mengalir ke Luar Negeri gara-gara Banyak Anak Muda Main Game Asing

KOMPAS.com - Kementerian Koordinator (Kemenko) Kemaritiman dan Investasi (Marves) mencatat belanja game masyarakat Indonesia mencapai 2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 30 triliun pada 2021.

Sayangnya, hampir sebagian besar atau sekitar 99,5 persen belanja tersebut mengalir ke luar negeri.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo R.M. Manuhutu mengatakan, puluhan triliun itu berasal dari belanja game konsol.

Aliran uang juga bersumber dari game yang dimainkan di personal computer (PC) atau komputer dan ponsel.

"Bukan kerugian tapi aliran dana yang keluar," ujar Odo kepada Kompas.com, Senin (30/10/2023).

"Artinya pasar game yang berbayar 99,5 persen dikuasai developer asing sehingga aliran uangnya ke luar negeri," sambungnya.

Nominal uang kemungkinan lebih besar

Lebih lanjut, Odo mengungkapkan, ada potensi aliran uang yang mengalir ke luar negeri karena banyak anak muda bermain game asing melebihi Rp 30 triliun.

Ia menganalogikan, semakin banyak pengguna yang memainkan game asing maka semakin banyak pula aliran uang yang mengalir ke luar negeri.

Melihat banyaknya uang yang tidak masuk ke kantong negara, pemerintah tidak akan tinggal diam menyikapi kondisi ini.

Pemerintah berupaya membangun ekosistem yang sehat dari hulu hingga hilir dengan cara menggelar pelatihan sumber daya manusia (SDM) dan permodalan.

Odo menuturkan, saat ini sudah ada developer dalam negeri yang mampu membuat game berkualitas, seperti Lokapala.

Game bernama Lokapala: Saga of The Six Realms pernah unjuk gigi pada eksibisi esport di PON XX Papua 2021.

Permainan tersebut dikembangkan oleh Anantarupa Studios dan PT Melon Indonesia.

"Nonton di bioskop untuk satu film sekitar Rp 50.000-Rp 100.000. Rata-rata orang hanya nonton sekali. Yang fans berat sampai berkali-kali tidak banyak," jelas Odo.

"Game online main tiap hari, sehari bisa keluar Rp 5.000-Rp 10.000 untuk adds on. Dalam sebulan bisa lebih dari Rp 100.000 untuk seorang pemain," sambungnya.

Hanya terserap game lokal 0,1 persen

Pernyataan Odo soal belanja game yang mencapai Rp 30 triliun senada dengan keterangan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri (Kemendag) Oke Nurman.

Pada 2022 lalu, ia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia membelanjakan uang sebesar 2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 30 triliun.

Meski angkanya mencapai triliunan rupiah, nominal yang dapat diserap atau dibelanjakan untuk game lokal hanya 2 juta dollar AS atau sekitar Rp 31 miliar.

"Tadi saya dijelaskan analisis (Asosiasi Game Indonesia) studinya ternyata di Indonesia, masyarakat membelanjakan senilai 2 miliar dollar AS per tahun," ujar Nurman dikutip dari Antara.

Walau angkanya terbilang kecil, Nurman mengutarakan, 70 persen pelaku game Indonesia berorientasi bukan untuk pasar lokal tetapi ekspor.

"Sehingga yang 30 persen ini diserap di lokal," ungkap Nurman.

Ia menambahkan, dukungan pemerintah bagi pelaku indiustri game lokal sudah jauh lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

Hal tersebut dikarenakan Kemenko Marves secara langsung mengoordinasi game lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri dan supaya mereka bisa merambah pasar internasional.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/31/110000965/uang-rp-30-t-mengalir-ke-luar-negeri-gara-gara-banyak-anak-muda-main-game

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke