Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Bila, Alami Batu Ginjal padahal Rutin Minum Air Putih, Ternyata Ini Kebiasaanya

Unggahan tersebut dibuat oleh akun TikTok @Bibilaaaap pada Rabu (18/10/2023).

"Mba Taylor, Aku adalah pencinta air putih sehari sanggup habisin 2 liter tapi kenapa harus kena sakit ginjal?" tulis pengunggah.

Hingga Senin (23/10/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 2,6 juta kali dan mendapatkan lebih dari 1.700 komentar dari warganet.

Lantas, bagaimana kisahnya?

Kisah Bila yang alami batu ginjal

Saat dihubungi Kompas.com, pemilik akun @Bibilaaaap mengaku bernama Bila (26).

Perempuan asal Bandung, Jawa Barat itu mengatakan, sakit ginjal yang dimaksud adalah batu ginjal dan pembekakan ginjal, bukan gagal ginjal. 

"Video di atas bukan menyalahkan air putih, namun sangat disayangkan kebiasaan baik saya yang suka mengonsumsi air putih menjadi buruk karena kebiasaan buruk saya yang beberapa kali menahan air kencing," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (22/10/2023).

Ia menceritakan, gejala awal yang dirasakan adalah sering merasa sakit saat buang air kecil, bahkan pernah berdarah. 

"Terus badan sering merah-merah kaya babak belur tiba-tiba tanpa sebab dan sudah dicek tidak ada riwayat diabetes," ungkapnya.

Selain itu, kakinya bengkak dan ia juga merasakan hilang kendali pada tangannya. Bahkan Bila mengaku sempat takut jika ia mengalami stroke.

Bila juga mengaku bahwa dirinya tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi dan bahkan minum air putih dalam jumlah normal setiap harinya.

Memutuskan untuk periksa ke dokter

Dirasa gejalanya tak kunjung mereda, Bila akhirnya memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter dan melakukan pemeriksaan.

Setelah cek darahnya keluar, ternyata ia didiagnosis mengalami infeksi di saluran kemih.

"Disarankan dirawat karena ada sakit di bagian punggung dan perut bawah kanan, disarankan USG untuk cek ginjal," jelasnya.

Bila melanjutkan, ia juga memiliki alergi saat dilakukan pengecekan. Padahal, ia mengaku bahwa sebelumnya tidak memiliki alergi.

Kemudian, ia dirawat dan menjalani beberapa pengobatan seperti suntik obat lambung, nyeri, dan beberapa lainnya.

Namun pada akhirnya, ia disarankan untuk menggunakan obat pereda nyeri yang dimasukkan dari anus.

Pada hari kelima sejak ia periksa ke dokter, Bila akhirnya menjalani USG dan baru saat itu ia mengetahui bahwa ada batu ginjal dan pembengkakan di saluran ginjal.

"Diagnosisnya mengalami Nefrolitiasis dan Pelvocaliectasis," ungkapnya.

Bila menyampaikan, ada banyak faktor yang menyebabkan kondisinya tersebut.

"Faktor sementara pribadi aku karena sering nahan bung air kecil dan sembarangan konsumsi obat karena kalau sakit kepala sedikit langsung konsumsi obat warung," ujarnya.

"Untuk detail penyebabnya aku belum bisa jelaskan karena masih harus diobservasi dan masih dalam pengobatan dokter," tandasnya.


Penjelasan dokter

Dokter spesialis penyakit dalam RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta Sumardi mengatakan, batu ginjal adalah penyakit yang disebabkan karena adanya endapan keras dari kandungan garam dan mineral di dalam urin.

Sesuai namanya, endapan tersebut lama-kelamaan akan berbentuk menyerupai batu.

Sementara itu, terkait dengan kebiasaan minum banyak air putih, justu dianggap baik untuk mencegah risiko batu ginjal.

"Tidak, justru kurang minum dan menahan kencing (buang air kecil) ada risiko batu ginjal," ujarnya terpisah, Senin.

Hal ini lantaran salah satu penyebab dari batu ginjal itu sendiri disebabkan oleh faktor kurang minum dan kebiasaan menahan buang air kecil.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa konsumsi obat-obat juga dapat menjadi salah satu faktor pemicu batu ginjal. 

Untuk gejala yang paling umum dirasakan penderita batu ginjal biasanya berupa nyeri dan rasa sakit yang parah yang terjadi di sisi perut.

Pencegahan batu ginjal

Dikutip dari Mayo Clinic, alah satu cara untuk mencegah risiko batu ginjal adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Anda dapat mengurangi risiko batu ginjal degan cara:

1. Cukupi kebutuhan minum harian

Bagi penderita batu ginjal, dokter biasanya akan menyarankan untuk minum cukup cairan untuk mengeluarkan sekitar 2,1 liter (2 liter) urin sehari.

Jika Anda tinggal di daerah beriklim panas atau sering beraktivitas berat, mungkin asupan cairan yang dibutuhkan bisa lebih banyak dari biasanya.

Untuk mengetahui apakah Anda cukup minum air atau tidak, dapat dilihat dari warna dan konsentrasi urin. Bila urin encer dan jernih, ini menandakan Anda cukup minum air.

2. Kurangi makanan kaya oksalat

Jika Anda cenderung membentuk batu kalsium oksalat, dokter mungkin menyarankan untuk membatasi makanan kaya oksalat, termasuk bit, bayam, ubi jalar, kacang-kacangan, teh, coklat, lada hitam, dan produk kedelai.

3. Pilihlah makanan yang rendah garam dan protein hewani

Selain itu, kurangi jumlah garam yang pada makanan dan pilih sumber protein non-hewani. 

Anda juga bisa minta rujukan dari dokter atau ahli diet untuk membantu menentukan makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi untuk mengurangi risiko batu ginjal.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/24/173000965/kisah-bila-alami-batu-ginjal-padahal-rutin-minum-air-putih-ternyata-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke