Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kronologi Mahasiswi Undip Meninggal di Gunung Lawu, Hipotermia di Pos Gupak Menjangan

Korban yang merupakan warga Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah itu meninggal di Pos VI Gupak Menjangan jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho, Karanganyar, Jawa Tengah.

Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy mengungkapkan, pendakian tersebut sudah mendapat izin dari pihak kampus.

“Korban sudah mendapatkan izin mendaki dari kakaknya dan pendakian itu mendapatkan izin dari pihak kampus,” ucap Jerrold kepada Kompas.com, Senin (26/6/2023).

Kronologi mahasiswi Undip meninggal di Gunung Lawu

Kejadian bermula ketika korban bersama 16 rekan lainnya mendaki Gunung Lawu dari basecamp Candi Cetho yang berlokasi di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Sabtu (24/6/2023).

“(Korban) menaiki Lawu pada hari Sabtu sekitar 8 pagi bersama 16 teman lainnya melewati jalur pendakian (Candi) Cetho,” tutur Jerrold.

Dalam perjalanan, tidak ada masalah sampai mereka mendirikan tenda di Pos VI sekitar pukul 16.30 WIB.

“Dari bawah dibagi menjadi dua kelompok, kemudian bertemu lagi di Pos VI. Kemudian mendirikan tenda untuk beristirahat,” katanya.

Pada Minggu (25/6/2023) pukul 06.30 WIB, rombongan melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Lawu. Namun sekitar 300 meter dari Pos VI, korban mengalami muntah-muntah.

“Korban diminta oleh para rekannya kembali ke Pos VI. Ditemani oleh rekannya serta diberi minum air putih dan biskuit. Sedangkan lainnya menuju puncak,” ujarnya.

Korban tidak kunjung membaik

Bukannya kunjung membaik setelah beristirahat, korban justru kembali muntah-muntah dan sesak napas.

“Sempat diberikan obat neopaxin tapi tidak diminum, hanya meminta oksigen,” jelasnya.

Kendati sudah diberikan oksigen, korban masih merasakan sesak napas yang membuatnya kembali meminta oksigen.

Saat itu, dari wajahnya, korban sudah terlihat kelelahan. Setelah diberikan oksigen, korban kemudian tiduran.

“Korban sempat tiduran, kemudian muntah lagi, tiba-tiba mengeluarkan busa dari mulut dan kesadarannya berkurang,” terangnya.

Saat kesadarannya berkurang, rekannya mencoba untuk memberikan pertolongan pertama dengan napas buatan. Sempat dicek nadinya, masih terasa ada denyutan.

“Menurut pernyataan saksi, korban meninggal dunia sekitar 11.30 WIB,” kata Jerrold.

Kemudian sekitar 13.30 WIB, pengelola jalur pendakian yang berada di basecamp Candi Cetho mendapatkan informasi bahwa ada korban meninggal dunia.

“Pengelola bersama TNI dan Polri naik ke atas untuk menjemput korban,” sebut dia.

Korban pun berhasil dievakuasi dan langsung dibawa ke Puskesmas Jenawi untuk jalani pemeriksaan.

“Keluarga korban dapat dihubungi dan segera menuju puskesmas,” ujarnya.

Penyebab kematian

Jerrold mengatakan bahwa korban meninggal dunia karena hipotermia.

Inafis pun tidak melakukan otopsi lebih lanjut agar korban segera dapat dibawa keluarga pulang ke Semarang.

“Sudah dibawa ke Semarang tadi malam (25/6/2023), langsung lakukan serah terima (jasad korban),” tutur dia.

Menurut keterangan pihak keluarga, korban ternyata juga mempunyai riwayat asam lambung. 

Dilansir dari Kompas.com, Senin (26/6/2023), jenazah almarhumah tiba di rumah duka pada Senin (26/6/2023) pukul 02.00 WIB.

Kemudian, pukul 09.30 WIB jenazah dishalatkan di Mushala Daarusslaam, persis di sebelah kiri rumah duka.

Sekitar pukul 10.00 WIB, jenazah diantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya di Tempat Pemakaman Umum, Kaliwiru, Candisari, Kota Semarang. 

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/26/143000765/kronologi-mahasiswi-undip-meninggal-di-gunung-lawu-hipotermia-di-pos-gupak

Terkini Lainnya

Mirip di Taiwan, Sidang Paripurna Indonesia Juga Pernah Ricuh hingga Terjadi Insiden Palu Hilang

Mirip di Taiwan, Sidang Paripurna Indonesia Juga Pernah Ricuh hingga Terjadi Insiden Palu Hilang

Tren
5 Temuan TNI AL soal Kasus Kematian Lettu Eko Damara

5 Temuan TNI AL soal Kasus Kematian Lettu Eko Damara

Tren
35 Ucapan dan Twibbon Hari Waisak 23 Mei 2024

35 Ucapan dan Twibbon Hari Waisak 23 Mei 2024

Tren
Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh

Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh

Tren
Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Tren
Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Tren
13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

Tren
Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Tren
Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke