Post holiday blues dapat memengaruhi etos kerja cukup signifikan karena berkaitan dengan mentalitas.
Lantas apa saja penyebab, gejala, dan cara mengatasi post holiday blues?
Penyebab post holiday blues
Dilansir dari MedicalNewsToday, penyebab utama munculnya sindrom ini karena perubahan rutinitas, dari berlibur santai ke rutinitas hari-sehari yang penuh dengan pekerjaan.
Lingkungan kerja yang kurang baik, bisa menjadi pemicu paling ekstrem. Jadi selepas berlibur, seseorang akan membayangkan harus masuk kembali ke lingkungan kantor yang tak membuatnya bahagia.
Hal ini akan semakin parah jika pekerja juga mendapatkan perlakukan tak pantas, seperti pelecehan di lingkup kantor.
Permasalahan finansial setelah berlibur adalah penyebab kedua sindrom ini. Pengeluaran keuangan yang lebih boros saat berlibur yang digunakan untuk biaya akomodasi dan kuliner, akan sangat menguras tabungan.
Pengeluaran yang membengkak, bisa membuat seseorang memikirkan kondisi tabungannya hingga muncul kecemasan berlebih.
Penyebab ketiga, adalah perubahan suasana. Di mana saat liburan, seseorang akan berkumpul dengan teman atau keluarga yang membuatnya nyaman.
Namun saat liburan berakhir, seseorang akan merasa kehilangan orang-orang terdekatnya dan menjadi pemicu post holiday blues.
Post holiday blues juga bisa disebabkan oleh gangguan pola tidur yang tidak beraturan. Saat berkumpul dengan kerabat terdekat, seseorang akan berusaha menghabiskan waktu berlama-lama agar bisa lebih banyak berkumpul.
Hal itu akan memengaruhi pola tidur dan memicu post holiday blues.
Jika seseorang memiliki masalah dengan kesehatan mental sebelumnya, itu juga akan meningkatkan risiko terkena post holiday blues.
Gejala post holiday blues
Gejala atau tanda-tanda orang mengalami post holiday blues berbeda-beda.
Dikutip dari VerywellMind, berikut gejala yang dirasakan seseorang:
Cara mengatasi post holiday blues
Dilansir dari PsychCentral, berikut berbagai cara untuk mengatasi post holiday blues:
Hal ini untuk memberikan kesehatan secara fisik dan mental sehingga memberi dampak yang baik.
Seseorang bisa mendapatkan waktu tidur yang cukup, konsumsi makanan bergizi, minum air yang cukup, dan melakukan aktifitas fisik.
Menetapkan rutinitas berguna agar kegiatan terjadwal atau terstruktur secara baik. Sehingga pikiran pun tidak akan bingung apa yang sebaiknya dilakukan tiap jam.
Cobalah untuk menetapkan anggaran harian maksimal yang bisa dikeluarkan, hal itu untuk mencegah pengeluaran yang semakin boros.
Sehingga seseorang bisa bertahan hidup setidaknya sampai gajian selanjutnya, dan sedikit demi sedikit bisa menabung untuk mempersiapkan kebutuhan yang tiba-tiba muncul.
Keyakinan ini memberikan efek positif untuk kembali bersemangat dengan tersugesti secara tidak langsung.
Jika sindrom ini tidak segera berakhir meski sudah dilakukan berbagai cara untuk mengatasinya, sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahli.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/08/123000665/mengenal-post-holiday-blues-rasa-sedih-setelah-liburan-berakhir