Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Selain Insomnia, Ini 4 Macam Gangguan Tidur pada Lansia, Apa Saja?

KOMPAS.com - Orang tua atau lansia diketahui memiliki kecenderungan lebih rentan mengalami insomnia.

Dalam sebuah studi yang bertajuk Insomnia in the Older Adult, lansia cenderung memiliki lebih banyak gangguan komorbiditas atau penyakit bawaan hingga mengonsumsi banyak obat.

Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko insomnia atau gangguan tidur.

Penuaan juga dikaitkan dengan sejumlah perubahan dalam kontinuitas tidur. Banyak lansia yang mengalami kesulitan tidur, susah nyenyak, atau bangun terlalu dini.

Faktor-faktor seperti lingkungan kamar tidur, obat-obatan, hingga gangguan medis dan kejiwaan pada lansia juga dapat meningkatkan risiko insomnia.

Namun selain insomnia, lansia juga berisiko lebih tinggi mengalami gejala gangguan tidur lainnya.

Bahkan, beberapa pasien lansia dapat mengalami insomnia bersamaan dengan masalah gangguan tidur lain.

Dilansir Sleep Foundation, berikut ini beberapa gangguan tidur yang berisiko dialami oleh lansia:

Ketika ritme sirkadian seseorang tidak selaras dengan lingkungan luarnya, mereka mungkin mengalami gangguan tidur ritme sirkadian (circadian rhythm sleep disorders).

Orang tua atau lansia berisiko lebih tinggi mengalami gangguan ini karena mekanisme internal yang mengatur ritme sirkadian memburuk seiring bertambahnya usia.

Gangguan fase tidur-bangun yang lebih lanjut sangat umum terjadi pada lansia. Mereka secara rutin merasa lelah di sore hari, dan secara alami akan bangun antara pukul 03.00 dan 05.00.

Bahkan jika mereka tidur lebih lambat dari biasanya, mereka sering bangun lebih pagi karena siklus tidur-bangun mereka.

2. Gangguan pernapasan terkait tidur

Gangguan pernapasan yang berkaitan dengan tidur, seperti sleep apnea obstruktif dan sleep apnea sentral, sangat umum terjadi pada lansia.

Gangguan ini berisiko lebih tinggi pada pasien panti jompo lansia dengan kondisi demensia. Selain itu, obesitas, alkohol, dan merokok juga dapat menyebabkannya.

Gangguan pernapasan yang berhubungan dengan tidur sering menyebabkan lansia mendengkur berat, yang dapat menyebabkan gairah malam hari dan menghasilkan perasaan kantuk yang berlebihan di siang hari.

Gangguan tersebut juga dianggap sebagai prediktor untuk kondisi medis lainnya, seperti gagal jantung kongestif, infark miokard, dan stroke.

Periodic limb movements (gerakan tungkai berkala) adalah gerakan lengan dan kaki yang tidak disengaja dan berulang selama tidur, dan terjadi lebih dari 15 kali per jam tidur.

Sedangkan restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) adalah gangguan neurologis, ditandai dengan keinginan yang kuat untuk menggerakkan kaki saat tubuh sedang istirahat.

Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan terbangun di malam hari yang menyebabkan penderitanya terjaga dan kelelahan keesokan harinya.

Studi telah menunjukkan tingkat prevalensi untuk kondisi ini hampir dua kali lipat seiring bertambahnya usia.

4. Gangguan perilaku tidur REM

Orang umumnya bermimpi paling banyak selama fase tidur REM. Mereka yang mengalami gangguan perilaku tidur REM secara fisik akan mewujudkan impian mereka.

Hal ini menyebabkan gerakan acak yang berpotensi penderitanya berisiko mendapatkan cedera tubuh. Gangguan ini terbukti sangat umum terjadi pada pria lanjut usia.

Selain itu, ada juga hubungan antara gangguan ini dan kondisi neurologis degeneratif seperti penyakit parkinson dan demensia lewy body.

Tindakan mungkin termasuk mengunci jendela, meletakkan kasur di lantai, dan mengeluarkan benda berbahaya dari kamar tidur yang dapat menyebabkan cedera.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/04/201500865/selain-insomnia-ini-4-macam-gangguan-tidur-pada-lansia-apa-saja-

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke