Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Roti Bercincin di Bakery of Modestus Pompeii, Tenggelam dalam Abu, Kembali Bangkit di Peradaban Baru

KOMPAS.com - Zaman dahulu, sekitar abad pertama Masehi di Pompeii, seorang tukang roti melangkahkan kaki keluar dan menuju sebuah jalan kecil.

Malam itu, seperti dalam tulisan Farrell Monaco dikutip BBC (7/4/2023), dia membutuhkan udara segar setelah seharian penuh menggiling adonan untuk membuat roti. Sedangkan di dalam toko, potongan roti terakhirnya masih berada di dalam oven.

Tak jauh dari toko, seekor kuda di dalam kandang tampak terdiam dan beristirahat, setelah berjam-jam memutar batu untuk mengubah gandum menjadi tepung.

Saat itu, tiba-tiba saja tanah yang telah bergetar sepanjang pagi kembali bergerak. Peristiwa ini sesungguhnya kerap terjadi dalam beberapa tahun terakhir, disertai bau aneh mirip telur busuk yang menguar di sepanjang kota.

Mata tukang roti tertuju pada awan gelap di atas gunung berapi Vesuvius, ketika sesuatu berdenting dan menghujani atap, pohon, dan tanah di sekitarnya.

Berjongkok untuk melihat lebih dekat, tukang roti menyadari bahwa sesuatu itu adalah batu kecil membara yang jatuh dari langit.

Tanpa ragu sedikit pun, dia segera berbalik dan berjalan cepat melewati pintu toko roti dan mengumpulkan barang sebanyak mungkin.

Hanya dalam hitungan menit, tukang roti menutup dan mengunci pintu toko rotinya, menyisakan 81 potong roti di dalam oven.

Kemudian, dia mengambil kudanya dari kandang, berjalan keluar dari gerbang selatan Pompeii untuk menyusuri jalan yang akan membawanya ke Kota Nuceria, sekitar 20 km ke arah timur.

Sekitar 18 jam berikutnya, Kota Pompeii di Romawi Kuno, termasuk toko roti itu pun tertimbun abu dan batu dari letusan dahsyat Vesuvius.

Letusan Gunung Vesuvius pada 79 Masehi itu telah membinasakan sekitar 1.800 penduduk Pompeii, baik yang tengah berada di rumah, tempat kerja, maupun di jalanan.

Semua musnah dalam sekejap. Namun seiring berlalunya waktu, sebuah toko roti lengkap dengan sisa roti di dalamnya kembali muncul setelah berabad-abad tertelan material Vesuvius.

Toko Roti Modestus, lengkap dengan penggilingan dan oven

Berabad-abad kemudian, tepatnya pada 1862, para arkeolog pun menemukan Toko Roti Modestus, lengkap dengan penggilingan dan ovennya.

Berdasarkan bukti yang dikumpulkan sejak penemuan Pompeii, tidak sulit bagi Farrell Monaco selaku arkeolog dan chef untuk kembali melahirkan roti zaman Romawi Kuno ini.

Beberapa dekade sebelum penemuan Bakery of Modestus alias Toko Roti Modestus, tepatnya pada September 1821, tim arkeolog Italia memulai penggalian babak baru situs Pompeii di sepanjang sisi jalan kecil yang terletak di utara.

Pada 5 September, tim menggali apa yang mereka beri label bottega atau toko umum, yang terletak di antara Toko Roti Modestus dan forum kota.

Para arkeolog kemudian berhenti sejenak untuk mengagumi sesuatu yang mereka temukan di dalam toko, yakni sebuah roti kecil berbentuk cincin.

Roti tersebut tampak diawetkan dengan sempurna, lengkap dengan segenggam chestnut, buah ara kering, dan plum.

Meski telah berkarbonasi, roti tampak masih utuh. Arkeolog kemudian mendokumentasikan temuan ini sebagai ciambella, nama yang umum untuk menyebut roti, kue kering, dan biskuit berbentuk cincin.

Ciambella sendiri merupakan kosakata kuliner Italia yang tercatat dalam buku resep era Renaisans.

Namun, penemuan roti berbentuk cincin menyerupai ciambella menunjukkan bahwa bentuk makanan ini telah ada jauh sebelum masa Renaisans.

Hal tersebut, tentu meninggalkan sebuah pertanyaan besar, apa sebutan roti cincin di Pompeii pada 79 M.

Dengan diameter sekitar 7 cm, roti cincin berkarbonisasi ini kemungkinan terbuat dari tepung terigu biasa, dan kemungkinan besar merupakan nenek moyang dari beberapa roti yang ada di Italia saat ini.

Pompeii, sebuah kota makmur dalam abu

Bukan hanya toko roti, Pompeii juga masih menyimpan aula dan gedung pertunjukan, vila-vila mewah, dan rumah-rumah penduduk.

Menurut laman World History, Pompeii, sesuai dengan adat Romawi, dikelilingi tembok dengan banyak gerbang, disertai dua atau tiga pintu masuk melengkung untuk memisahkan lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan.

Di dalam tembok, ada jalan beraspal lebar bertata letak teratur, kecuali di sudut barat daya yang agak sembarangan, tetapi tidak ada nama atau nomor jalan.

Kota ini menyajikan panorama menakjubkan dari beberapa ribu bangunan, antara lain toko, vila besar, perumahan sederhana, kedai minum, dan bengkel tembikar.

Ada pula bangunan yang menjadi tempat latihan, pemandian, arena gladiator, jamban umum, aula pasar, sekolah, menara air, rumah pelacuran, serta gedung teater.

Tak sampai di situ, Pompeii juga dipenuhi ratusan kuil kecil untuk semua jenis dewa dan leluhur, serta sekitar empat puluh air mancur umum.

Menilik pemandangan di situs bersejarah itu, Pompeii tampak memiliki semua fasilitas yang diharapkan dapat ditemukan di sebuah kota yang berkembang dan makmur.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/07/194500265/kisah-roti-bercincin-di-bakery-of-modestus-pompeii-tenggelam-dalam-abu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke