Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vaksin Dosis Keempat Mulai Dipertimbangkan, Sampai Kapan Harus Terus Suntik Vaksin Booster?

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril.

Menurutnya dosis tersebut dipertimbangkan karena adanya prediksi pandemi Covid-19 yang bakal berkepanjangan.

Terkait dengan rencana adanya booster ini sejumlah warganet menanyakan di media sosial mengenai sampai kapan harus terus disuntik vaksin Covid-19 booster.

Salah satu yang menanyakan hal tersebut adalah akun Tiktok berikut.

“Kalian baca nih ‘Siap-Siap! Pemerintah Mulai Pertimbangkan Vaksin Dosis 4, Kemenkes: Pandemi Masih Panjang’ Astaughfirullah! Jujur aku mau nanya, kalian kaya capek gitu nggak sih? Gua nggak tahu ya, vaksin ke 4 ini penting apa nggak ? Tapi yang gue tau beberapa negara maju di dunia sudah memperbolehkan dosis kedua aja. Beberapa negara maju udah memperbolehkan untuk turis masuk ke negara mereka dengan minimal vaksin kedua. Dengan catatan regulasi mereka, di mana kita harus membuktikan kalau kita negatif covid lewat PCR. Nah pertanyaannya dosis ke 4 ini buat tapa?” kata akun tersebut dalam potongan unggahannya.

Hingga kini unggahan tersebut telah disukai 7.390 kali, dan dibagikan lebih dari 1.000 kali.

Beragam komentar muncul terkait unggahan tersebut.

“Sampe dosis ke dua juta,” ujar akun Ramzi Baktir.

“Nanti ada lagi 4,5,6 dan seterusnya,” ujar akun Yuliarsih23.

Lantas sampai kapan harus terus divaksin Covid-19 booster?

Penjelasan epidemiolog

Terkait hal tersebut Kompas.com menghubungi Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman.

Saat dihubungi Dicky menyampaikan, mengenai apakah kita akan disuntik terus, menurutnya hal tersebut akan tergantung bagaimana kita meredam laju penularan Covid-19.

“Dengan cara apa (meredam laju penularan) ya dengan cara kombinasi 3T, 5 M serta cakupan vaksinasi global,” ujar Dicky dihubungi Kompas.com, Minggu (24/7/2022).

Dicky menyampaikan, seandainya seluruh dunia bisa mencapai dua dosis vaksinasi sampai 70 persen di bulan Juli maka tentunya akan sangat membantu meredam laju penularan subvarian Covid-19 termasuk BA 2.75 yang saat ini merebak.

“Tapi faktanya ada 136 negara yang belum mencapai ini di Juli. Itu yang membuat mutasi terus terjadi dan lebih leluasa. Karna ada ketimpangan,” ungkap Dicky.

Sehingga Dicky mengatakan, selama hal tersebut terjadi maka solusi yang harus dilakukan adalah tetap harus konsisten untuk melakukan 3T, 5 M dan vaksinasi.

“Jadi jawabannya ya, terus konsisten 3T, 5M, vaksinasi,” kata dia.

Perlunya mendukung riset

Lebih lanjut Dicky menambahkan, yang harus dipertimbangkan agar booster tak harus terus-menerus dilakukan adalah upaya dukungan berkelanjutan terhadap riset vaksin.

Karena saat ini vaksin yang ada memiliki keterbatasan waktu terkait efektivitasnya, maka dukungan terhadap riset vaksin untuk mengatasi masalah tersebut harus dilakukan.

“Nah, kalau misal vaksin merah putih atau vaksin lain yang tengah diriset dunia kemudian muncul dengan durasi yang lebih lama dari yang ada saat ini, itu yang akan jadi solusi,” ucap Dicky.

Pihaknya mengatakan, vaksin penyakit menular lain umumnya memiliki jangka waktu 5 hingga 10 tahunan, sehingga jika riset berhasil membuat vaksin Covid-19 seperti itu maka bisa mengurangi keharusan seseorang dibooster berulang kali.

Lebih lanjut ia mengatakan skenario lain. Kalaupun seandainya virus terus bermutasi dan vaksin yang bisa merespons subvarian belum juga bisa didapatkan, tapi jika capaian vaksin dosis ketiga ataupun dosis keempat sudah mencapai 70 persen, maka hal ini akan mengurangi keperluan booster selanjutnya pada populasi umum.

Ia mengatakan kita memang tak bisa selamanya bergantung terus-terusan dengan vaksin, namun ia mengingatkan agar masyarakat tidak abai karena hal tersebut akan memberi dampak merugikan.

Apa pentingnya booster kedua?

Dicky menjelaskan vaksin dosis keempat atau booster kedua sangat penting dalam menghadapi subvarian BA 5 dan BA 2.75.

Hal ini karena adanya potensi subvarian menembus barikade atau proteksi vaksin yang saat ini ada.

“Artinya memerlukan booster, karena kemampuan dia (subvarian BA 5 dan BA 2.75) menembus ini juga akan berdampak serius kalo yang bersangkutan level proteksinya sedang menurun karena (vaksin sebelumnya) sudah diberikan lama,” kata Dicky.

Ia melanjutkan, kenapa vaksin dosis keempat penting, hal ini karena ada kelompok masyarakat yang berisiko seperti lansia, orang dengan komorbid serta orang dengan pekerjaan yang berkutat dengan pelayanan publik, bidang kesehatan, dan sebagainya.

Ia mengatakan, vaksin dosis ke-4 terbukti 64 persen bisa mencegah keparahan dan 72 persen mencegah kematian.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/07/25/073000465/vaksin-dosis-keempat-mulai-dipertimbangkan-sampai-kapan-harus-terus-suntik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke