Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Penipuan Perubahan Biaya Administrasi ATM, Ini Kata BRI

Twit tersebut diunggah oleh akun ini pada Selasa (22/6/2022).

"Hati-hati ya buat temen temen, ortunya tolong dikasih tahu. Lagi banyak chat kayak gini via whatsapp. Ini hari ini uda dapet dua, penipuan ngakunya dari BRI," tulisnya.

Dalam twit tersebut, pengunggah juga melampirkan bukti surat sebaran berlogo BRI lengkap dengan identitas OJK dan tanda tangan bermeterai.

Surat tersebut berisikan persetujuan penggantian biaya administrasi ATM BRI dengan dalih pembaharuan layanan Bank BRI.

"Mulai nanti malam pergantian hari dan tanggal untuk seluruh biaya transaksi berubah menjadi biaya bulanan," tulis surat tersebut.

Adapun penggantian biaya transaksi menjadi Rp 150.000 per bulan dari yang semula Rp 550 per transaksi.

Skema perubahan ini akan dilakukan melalui tahap percobaan selama 6 bulan ke depan.

Di bagian akhir, surat tersebut tertulis bahwa apabila nasabah tidak melakukan konfirmasi maka akan dianggap setuju dengan perubahan tagihan bulanan tersebut.

Modus penipuan yang mengatasnamakan BRI lainnya berupa pesan yang berisi tautan konfirmasi mengenai perubahan tarif transaksi yang dikirimkan kepada nasabah.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan bahwa hal tersebut dipastikan tidak benar.

Penipuan semacam itu juga tidak hanya terjadi sekali.

Aestika mengatakan bahwa beberapa nasabah BRI telah menjadi korban atas tindakan kejahatan tersebut, salah satunya nasabah dari Padang yang bernama Pariaman.

"Pariaman yang mendatangi unit kerja BRI karena menjadi korban penipuan, akibat memberikan user, password, dan OTP (One Time Password atau m-token) kepada pihak lain melalui link/tautan maupun jejaring pesan singkat," tutur Aestika, dikutip dari keterangan resmi yang diperoleh Kompas.com, Rabu (22/6/2022).

Akibat tindakan kejahatan tersebut, BRI berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk segera menindak dan menangkap pelaku kejahatan perbankan dengan melacak IP address para pelaku.

“Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya aparat penegak hukum untuk terus memantau, menyelidiki, dan menangkap pelaku kejahatan perbankan yang telah meresahkan masyarakat dan pihak perbankan,” ungkapnya.

Imbauan pihak BRI

Lebih lanjut, pihaknya mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hari saat mendapat pesan yang mengatasnamakan BRI melalui aplikasi pesan singkat, sosial media hingga surat elektronik.

"Maraknya aksi kejahatan ini, mendorong BRI untuk terus mengajak nasabahnya dan semua pihak selalu mengedepankan kewaspadaan dalam menerima pesan dalam bentuk apa pun dengan tidak terburu-buru percaya dengan ajakan pesan tersebut," katanya lagi.

Aestika menambahkan, agar para nasabah tidak menginformasikan kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI melalui saluran, tautan atau website dengan sumber tidak resmi dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Data kerahasiaan yang dimaksud berupa nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP, dan sebagainya.

Adapun saluran BRI yang dijamin resmi dan dapat dipertanggungjawabkan, di antaranya:

Berikut ciri-cirinya:

  • Menggunakan nomor ponsel WhatsApp palsu. Nomor resmi BRI hanya 0812-12-14017
  • Nomor pengirim tidak memiliki logo centang biru (verified) dengan nomor
  • Profile picture menyerupai akun resmi namun memiliki kualitas foto yang rendah
  • Pengirim berpura-pura menawarkan bantuan terkait masalah yang dialami nasabah
  • Menyarankan nasabah untuk mengakses tautan website BRImo palsu
  • Menyarankan nasabah untuk memberitahu data pribati yang meliputi OTP, CVV/CVC, PIN hingga password.

Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, nasabah dapat terhindar dari tindak kejahatan perbankan yang dikirimkan melalui pesan WhatsApp.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/22/160400965/ramai-soal-penipuan-perubahan-biaya-administrasi-atm-ini-kata-bri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke