Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Vaksin Sinovac yang Telah Tiba di Indonesia

KOMPAS.com - Salah satu vaksin Covid-19 yang dipesan Indonesia sudah tiba di Tanah Air pada Minggu (6/12/2020) sekitar pukul 21.30 WIB melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Vaksin yang dikemas dalam kontainer berpendingin tersebut diangkut menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Beijing, China.

Lantas, seperti apa sesungguhnya vaksin yang satu ini?

Nama dan produsen

Vaksin ini disebut dengan nama CoronaVac dan diproduksi oleh perusahaan bioteknologi asal China, yang bermarkas di Beijing, Sinovac Biotech Ltd.

Perusahaan yang satu ini memang fokus pada bidang riset, pengembangan, pembuatan hingga komersialisasi vaksin-vaksin untuk mencegah terjadinya penularan penyakit pada manusia.

Harga

Mengutip Kompas.com (13/10/2020), Bio Farma menetapkan harga per dosis vaksin Sinovac ini sekitar Rp 200.000.

"Harganya tidak akan memberatkan pemerintah. Kisaran harganya Rp 200.000," kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.

Harga ini, disebut lebih murah daripada vaksin sejenis yang dipasarkan di China dengan harga 29,75 dollar Amerika Serikat atau lebih dari Rp 400.000 per dosisnya.

Cara kerja

Melalui uji klinis yang telah dilakukan di sejumlah negara, CoronaVac yang dibuat dari virus Sars-CoV-2 nonaktif ini bekerja dengan cara memicu respons kekebalan tubuh dengan cepat.

Namun demikian, mengutip Kontan, Senin (7/12/2020), antibodi yang dihasilkan oleh vaksin ini di dalam tubuh tidak lebih banyak dari antibodi yang berhasil terbentuk pada orang yang telah pulih dari Covid-19.

Ini berdasarkan publikasi Sinovac pada 18 November 2020 terkait dengan hasil uji klinis mereka.

Meski tidak sebanyak itu, akan tetapi antibodi yang dihasilkan dengan vaksinasi menggunakan vaksin ini disebut sudah cukup, berdasarkan studi praklinis yang dilakukan terhadap kera.

Efek samping

Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia, Prof Kusnadi menyebut vaksin dapat dikatakan aman, karena tidak terjadi hal-hal yang merugikan pada relawan yang menerima vaksinasi.

Efek samping ditemukan namun dalam skala kecil dan tingkat ringan pada sebagian sukarelawan.

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com (22/7/2020), Manajer Lapangan Tim Penelitian uji klinis vase 3 vaksin Sinovac, dr Eddy Fadliana menyebut efek samping yang ditemukan misalnya berupa nyeri di tempat suntikan (20-25 persen relawan).

"Fase satu dan fase dua menunjukkan tingkat keamanan cukup tinggi. Pada fase satu dan dua tidak timbul demam, hanya reaksi lokal nyeri di tempat suntikan tadi," kata Eddy.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/08/110300765/mengenal-vaksin-sinovac-yang-telah-tiba-di-indonesia

Terkini Lainnya

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke