Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Rincian Kasus Virus Corona di 10 Wilayah yang Menerapkan PSBB

KOMPAS.com - Berbagai strategi dilakukan oleh pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus corona di Indonesia, salah satunya adalah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi yang telah menerapkan PSBB sejak 10 April hingga nanti 23 April 2020.

Setelah disetujui Kementerian Kesehatan, 9 daerah lainnya akan menerapkan PSBB dalam beberapa hari ke depan.

Salah satu syarat pengajuan PSBB adalah pemerintah daerah harus mempersiapkan data pendukung yang diperlukan, misalnya peningkatan kasus berdasarkan waktu dan kurva epidemiologi Covid-19 di daerah lain yang berpengaruh signifikan terhadap infeksi di daerahnya.

Berikut sebaran kasus virus corona di 10 daerah yang menerapkan PSBB:

DKI Jakarta
Positif: 2.242
Sembuh: 142
Meninggal: 209

Kabupaten Bogor
Positif: 31
Sembuh: 1
Meninggal: 3

Kota Bogor
Positif: 48
Sembuh: 0
Meninggal: 6

Kota Depok
Positif: 57
Sembuh: 7
Meninggal: 2

Kabupaten Bekasi
Positif: 23
Sembuh: 5
Meninggal: 3

Kota Bekasi
Positif: 33
Sembuh: 0
Meninggal: 4

Kabupaten Tangerang
Positif: 34
Sembuh: 1
Meninggal: 3

Kota Tangerang
Positif: 54
Sembuh: 7
Meninggal: 15

Kota Tangerang Selatan
Positif: 69
Sembuh: 3
Meninggal: 16

Kota Pekanbaru
Positif: 9
Sembuh: 1
Meninggal: 1

Apakah PSBB efektif menurunkan penyebaran Covid-19?

Komite Ahli TB Indonesia dr Pandu Riono mengatakan, penyebaran virus corona hanya bisa diturunkan secara signifkan dengan penerapan PSBB secara nasional.

"Secara parsial kurang efektif karena kita harus mencegah penularan berjalan lebih luas," kata Pandu saat dihubungi, Senin (13/4/2020).

Senada dengan Pandu, Epidemiolog Indonesia kandidat doktor dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut PSBB atau karantina wilayah harus dilakukan sebagai pelengkap dari strategi utama, yaitu tes, pelacakan, perawatan, dan isolasi kontak.

"Artinya, PSBB tidak akan efektif bila strategi utama tidak dilaksanakan," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Dicky juga menyoroti adanya kesalahpahaman yang menyebut bahwa telatnya penerapan karantina wilayah atau PSBB menjadi kesalahan besar di Indonesia dan Jakarta.

Padahal dalam strategi pandemi, inti atau prinsip utamanya adalah test, trace, treat dan isolate.

Karenanya, Dicky menyebut bahwa pemerintah pusat juga harus memberikan pemahaman yang benar tentang PSBB dan strategi apa yang harus terus dilakukan dan diutamakan.

"Contoh terbaik saat ini adalah Korea Selatan. Negara ini tidak menerapkan karantina atau isolasi total serupa lockdown. Namun berhasil menekan penyebaran dan melandaikan kurva melalui strategi cakupan tes dan pelacakan kasus yang masif dan agresif," jelas dia.

Dicky mengatakan, belum adanya obat dan vaksin bagi virus corona serta fakta bahwa epidemiologi c]Covid-19 yang memiliki Ro atau angka reproduksi lebih dari dua menjadikan posisi PSBB dilematis atau perangkap buka tutup.

Selama seluruh populasi belum mencapai kekebalan minimal maka peluang datangnya gelombang kedua dan ketiga akan tetap ada.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/13/203501965/melihat-rincian-kasus-virus-corona-di-10-wilayah-yang-menerapkan-psbb

Terkini Lainnya

Menyoroti Penerbangan Jemaah Haji Indonesia yang Diwarnai Sejumlah Masalah...

Menyoroti Penerbangan Jemaah Haji Indonesia yang Diwarnai Sejumlah Masalah...

Tren
Diduga Buntuti Jampidsus Kejagung, Apa Tugas Densus 88 Sebenarnya?

Diduga Buntuti Jampidsus Kejagung, Apa Tugas Densus 88 Sebenarnya?

Tren
9 Tanda Darah Tinggi di Usia 20-an, Bisa Picu Serangan Jantung dan Stroke

9 Tanda Darah Tinggi di Usia 20-an, Bisa Picu Serangan Jantung dan Stroke

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

Tren
Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Tren
Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Tren
Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Tren
12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

Tren
Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di 'Gerbang Cinta' Masjid Nabawi

Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di "Gerbang Cinta" Masjid Nabawi

Tren
Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Tren
3 Perbedaan People Water's Forum dan World Water Forum, Sama-sama Digelar di Bali Tahun Ini

3 Perbedaan People Water's Forum dan World Water Forum, Sama-sama Digelar di Bali Tahun Ini

Tren
450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah Haji di Mekkah, Ini 22 Rutenya

450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah Haji di Mekkah, Ini 22 Rutenya

Tren
Starlink Resmi Diluncurkan di Indonesia, Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Siber

Starlink Resmi Diluncurkan di Indonesia, Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Siber

Tren
Tas Berisi Uang Rp 15 Juta Milik Jemaah Haji Indonesia Hilang di Masjid Nabawi, Ditemukan TKW

Tas Berisi Uang Rp 15 Juta Milik Jemaah Haji Indonesia Hilang di Masjid Nabawi, Ditemukan TKW

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke