Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan KA Argo Bromo dan Senja Utama, 35 Orang Tewas

KOMPAS.com - Kecelakaan transportasi sering mengiringi pemberitaan media di berbagai wilayah. Namun pada Sabtu pagi 2 Oktober 2010, kecelakaan terjadi antara dua kereta api di wilayah Stasiun Petarukan, Pemalang.

Kereta Api Senja Utama jurusan Jakarta-Semarang ditabrak oleh KA Argo Bromo jurusan Jakarta-Surabaya pukul 02.45 WIB.

Saat itu, KA Senja Utama berhenti di jalur tiga di Stasiun Petarukan, Desa Serang, Pemalang, Jawa Tengah. Sebanyak 35 orang tewas dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka.

Harian Kompas, 3 Oktober 2010 menyebutkan, pertolongan warga sekitar menjadi uluran tangan pertama yang diterima. Bahkan bantuan medis baru tiba di lokasi kejadian sekitar setengah jam kemudian.

Kondisi ini diperparah kala alat berat yang digunakan untuk evakuasi baru datang pukul 07.00 dan didatangkan dari Tegal.

Menurut Komandan SAR Jateng untuk wilayah Pekalongan Hengky Susilo Hadi, proses evakuasi harus mendatangkan bantuan mobil rescue dari Basarnas beserta mesin potong besi dan elektrik.

Akibatnya, evakuasi korban yang tertindih badan kereta baru dapat diselesaikan pukul 10.30. Adapun pemindahan gerbong berlangsung hingga sore hari.

Karena waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi cukup panjang, maka selama proses evakuasi, tim medis dari Puskesmas Klarean, Petarukan, memberikan infus kepada korban untuk menyelamatkan para korban yang terluka dan tertindih gerbong.

Akibat kecelakaan, gerbong terakhir yakni gerbong nomor 9 KA Senja Utama dan terseret beberapa meter. Selain itu, tabrakan ini juga menyebabkan gerbong nomor 8 terguling.

Kecelakaan ini membuat masinis Kereta Api Argo Bromo Anggrek, M Halik Rudianto, ditetapan sebagai tersangka.

Kala itu, Halik mengakui dirinya tertidur sebentar ketika akan memasuki Stasiun Petarukan tanpa menyadari lampu sinyal menyala merah sehingga tetap menerobos jalur.

Menurut Harian Kompas, 4 Oktober 2010, saat itu, asisten masinis Djiono sudah mengingatkan Halik, namun peringatan tersebut terlambat karena jarak antar-kereta sudah terlalu dekat.

Pada waktu bersamaan, KA Gaya Baru Malam terserempet KA eksekutif Bima. Akibat kejadian ini, satu orang penumpang tewas sementaar empat orang lainnya luka-luka.


Terkait tragedi Pemalang, Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno menyebutkan, Jateng menjadi titik puncak kelelahan para petugas KA, terutama KA malam jurusan Jakarta-Surabaya atau sebaliknya.

Selain itu, kualitas operator yang dianggap kurang membuat potensi kecelakaan cukup besar.

Kecelakaan di dunia perkeretaapian ini membuat Presiden Yudhoyono menginstruksikan pejabat terkait melakukan investigasi menyeluruh atas penyebab kecelakaan. Siapa pun yang lalai harus diberi sanksi.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/02/063000465/hari-ini-dalam-sejarah-kecelakaan-ka-argo-bromo-dan-senja-utama-35-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke