Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Sjamsuridjal dalam Pembentukan Jong Islamieten Bond

Kompas.com - 07/02/2024, 15:00 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Raden Sjamsuridjal atau lebih dikenal dengan nama Sjam adalah pendiri sekaligus ketua pertama Jong Islamieten Bond.

Sjam lahir pada 11 Oktober 1903 dan berasal dari keluarga Islam yang taat.

Ayahnya adalah seorang penghulu di Karanganyar yang dulu menjadi bagian dari Karesidenan Surakarta.

Pada kongres keenam Jong Java 1923, Sjam terpilih sebagai ketua organisasi pemuda pelajar terbesar di Indonesia itu.

Adapun Haji Agus Salim ditunjuk sebagai pembimbing Jong Java.

Baca juga: Prinsip-prinsip Nasionalisme dalam NKRI

Agus Salim dan Sjam memiliki pemahaman sama, yakni menjadikan Islam sebagai landasan perjuangan bangsa Indonesia.

Bagaimana peran Sjamsuridjal dalam berdirinya Jong Islamieten Bond?

Kepemimpinan Sjamsuridjal

Ketika memimpin Jong Java, Sjamsuridjal terinspirasi oleh pidato Agus Salim, sehingga ia mencoba melakukan pembaharuan dalam organisasi itu.

Dalam pertemuan tahunan Jong Java di Yogyakarta pada 27-31 Desember 1924, Sjam mengajukan usul sebagai berikut :

  • Anggota yang berusia di bawah 18 tahun tidak boleh terlibat dalam kegiatan politik.
  • Anggota yang berusia 18 tahun ke atas secara individual boleh ikut dalam kegiatan politik. Mereka akan dibantu dan dipimpin oleh anggota luar biasa yang menjadi golongan ketiga dalam Jong Java. Aturan ini akan menambah fungsi Jong Java sebagai tempat latihan mental nasional.
  • Diadakan kursus agama Islam bagi anggota Jong Java. Sebab, Islam adalah agama yang dipeluk oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Selain itu, banyak kaum terpelajar yang tidak paham dengan agamanya.

Usulan Sjam ini mendapat dukungan dari Raden Kasman Singodimedjo, Supinah (kemudian menjadi Nyonya Kasman Singodimedjo), Moesa Al Machfoeld, Soehodo (Sekpri Sri Paku Alam Vlll).

Mereka berpendapat bahwa agama Islam akan membantu mempersatukan para pemuda.

Lahirnya Jong Islamieten Bond

Islam dianggap sebagai agama yang mampu menyatukan rakyat Indonesia.

Sayangnya, gagasan Sjam pada kongres Jong Java, tidak didukung oleh suara mayoritas.

Alasan penolakan terhadap gagasan Sjam adalah karena ia bermain politik.

Sarekat Islam juga dituduh sedang menyusup ke dalam tubuh Jong Java.

Baca juga: Sarekat Islam: Latar Belakang, Perkembangan, dan Perpecahan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com