KOMPAS.com - Kubilai Khan adalah kaisar Mongol kelima, yang mendirikan Dinasti Yuan pada 1280.
Selama berkuasa, Kubilai Khan tidak hanya memaksa para penguasa di Asia untuk mengirimkan upeti kepadanya, tetapi juga menebarkan pengaruh hingga Timur Tengah dan Eropa.
Pada tahun 1293, tercatat bahwa tentara Kubilai Khan dikirim ke Jawa untuk menyerang Kerajaan Singasari.
Mengapa Kaisar Kubilai Khan memerintahkan pasukannya untuk menyerang Kerajaan Singasari?
Baca juga: Kubilai Khan, Penguasa Terbesar Asia
Kaisar Kubilai Khan memerintahkan pasukannya untuk menyerang Kerajaan Singasari karena Raja Kertanegara menolak mengirimkan pangeran ke China sebagai tanda tunduk kepada Dinasti Yuan.
Pada 1280-an, Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari gencar meluaskan kekuasaannya ke luar Pulau Jawa.
Gagasan perluasan kekuasaan ke luar Pulau Jawa ternyata didorong oleh ancaman dari Kubilai Khan.
Setelah menaklukkan Dinasti Sung dan mendirikan Dinasti Yuan, Kubilai Khan memulai pemerintahannya dengan meminta pengakuan dari negara-negara yang sebelumnya mengakui kekuasaan raja-raja China dari Dinasti Sung.
Apabila menolak, akan dipaksa dengan kekuatan senjata, sebagaimana halnya Birma, Kamboja, dan Campa, yang diserbu tentara Mongol karena tidak mau tunduk begitu saja.
Pada akhirnya, negara-negara menganggap akan lebih aman apabila mengirimkan utusan dengan upeti kepada Kubilai Khan, daripada melawan.
Baca juga: Dinasti Yuan: Sejarah, Perkembangan, dan Keruntuhan
Di bawah pemerintahan Kubilai Khan, Dinasti Yuan mampu menguasai seluruh China, Mongolia, Korea, dan beberapa wilayah di sekitarnya.
Pada 1290 dan 1291, Kubilai Khan mengirim utusan ke Jawa untuk menuntut supaya ada seorang pangeran yang dikirim ke China sebagai tanda tunduk kepada Dinasti Yuan.
Namun, utusan yang ditugaskan ke Singasari justru dianiaya oleh Raja Kertanegara.
Nama utusan Kubilai Khan dari kekaisaran China yang dirusak wajahnya oleh Raja Kertanegara dari Singasari adalah Meng-Chi.
Penganiayaan terhadap Meng-Chi dianggap sebagai penghinaan besar dan merupakan pengumuman perang.