Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinasti Yuan: Sejarah, Perkembangan, dan Keruntuhan

Kompas.com - 29/07/2021, 12:35 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Dinasti Yuan adalah dinasti kekaisaran China yang didirikan oleh Kubilai Khan, cucu dari pendiri Kekaisaran Mongol.

Dalam historiografi China, dinasti ini berkuasa setelah Dinasti Song dan digantikan oleh Dinasti Ming.

Di China, Dinasti Yuan kerap disebut sebagai dinasti asing karena tidak didirikan oleh keturunan Han.

Sebab, pada zaman dulu, orang-orang Han adalah satu-satunya yang dianggap mewakili entitas China.

Sebagai dinasti non-Han pertama yang menguasai seluruh China, kekuasaan Yuan berlangsung selama hampir satu abad, yakni antara 1271-1368.

Sejarah berdirinya Dinasti Yuan

Pada 1206, Genghis Khan mendirikan Kekaisaran Mongol yang pada akhirnya menjadi kekaisaran terbesar kedua dalam sejarah dunia.

Setelah menyatukan orang-orang Mongol di utara China, Genghis Khan mulai mencaplok Dinasti Jin.

Selama beberapa dekade berikutnya, bangsa Mongol terus memperluas kekuasaan mereka hingga ke China bagian selatan, bahkan ke berbagai wikayah di Asia.

Pada 1260, cucu Genghis Khan yang bernama Kubilai Khan naik takhta sebagai kaisar Mongol.

Berbeda dari para pendahulunya, Kubilai Khan juga membangun Dinasti Yuan dan menobatkan dirinya sebagai kaisar China.

Pada 1271, Kubilai Khan secara resmi menyatakan berdirinya Dinasti Yuan dengan gaya tradisional China.

Ia pun berhasil menaklukkan Dinasti Song, yang berkuasa di China sejak 960 M, pada 1279 dalam Pertempuran Yamen.

Baca juga: Kekaisaran Karoling: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Perkembangan Dinasti Yuan

Sejak awal pemerintahannya sebagai kaisar Mongol, Kubilai Khan telah aktif membangun sarana pendidikan, melakukan ekspansi wilayah ke berbagai wilayah di Asia, mengeluarkan uang kertas, serta mendukung berbagai kebijakan yang merangsang pertumbuhan ekonomi negaranya.

Setelah menobatkan dirinya sebagai kaisar China, Kubilai Khan membangun citra publiknya sebagai penguasa yang bijak, salah satunya dengan mengikuti ideologi Konfusianisme tetapi masih memertahankan akarnya sebagai pemimpin bangsa Mongol.

Ia pun terus menggalakkan perdagangan internasional hingga Kekaisaran Mongol mencapai puncak keemasannya.

Halaman:
Sumber Britannica
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pembabakan Zaman Batu

Pembabakan Zaman Batu

Stori
Mengapa Sarekat Islam Dibubarkan?

Mengapa Sarekat Islam Dibubarkan?

Stori
Jukung, Perahu Tradisional Masyarakat Banjar

Jukung, Perahu Tradisional Masyarakat Banjar

Stori
Pendapat H Kern Mengenai Asal-usul Bangsa Indonesia

Pendapat H Kern Mengenai Asal-usul Bangsa Indonesia

Stori
Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Stori
Siapa Itu Abel Tasman?

Siapa Itu Abel Tasman?

Stori
Penyebab Berakhirnya Demokrasi Liberal

Penyebab Berakhirnya Demokrasi Liberal

Stori
Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Stori
Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Stori
Sejarah Candi Tebing Kerobokan di Bali

Sejarah Candi Tebing Kerobokan di Bali

Stori
Sejarah Memphis, Kota Peradaban Mesir Kuno

Sejarah Memphis, Kota Peradaban Mesir Kuno

Stori
Negara Israel Nyaris Didirikan di Kenya

Negara Israel Nyaris Didirikan di Kenya

Stori
Chaim Weizmann, Presiden Pertama Israel

Chaim Weizmann, Presiden Pertama Israel

Stori
Tujuan Pemberontakan Andi Azis

Tujuan Pemberontakan Andi Azis

Stori
Mengapa Sarekat Islam Terbagi Menjadi Dua?

Mengapa Sarekat Islam Terbagi Menjadi Dua?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com