Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyebab Konflik Israel-Palestina

Kompas.com - 16/10/2023, 20:01 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Konflik Israel dan Palestina pertama kali terjadi pada 1917 yang ditandai dengan dikeluarkannya Deklarasi Balfour.

Secara garis besar, isi Deklarasi Balfour adalah memberikan dukungan dari pemerintah Britania Raya terhadap berdirinya tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina.

Namun ternyata, deklarasi ini memicu ketidakpuasan di kalangan penduduk Palestina.

Akibatnya, terjadilah Konflik Israel-Palestina.

Ada 3 penyebab konflik Israel-Palestina, yaitu:

  1. Munculnya gerakan Zionisme
  2. Tidak puas dengan Deklarasi Balfour
  3. Tidak puas dengan Rencana Pembagian Palestina

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Bangsa Israel

Munculnya gerakan Zionisme

Penyebab konflik Israel dan Palestina adalah keduanya ingin mendirikan negara di tanah yang sama.

Keinginan ini kemudian melahirkan gerakan zionisme.

Zionisme adalah upaya keagamaan dan politik yang membawa ribuan orang Yahudi dari seluruh dunia kembali ke tanah air kuno mereka di Timur Tengah.

Gerakan zionisme terbentuk pada 1897.

Zionis berasal dari bahasa Ibrani, zion, yang merujuk pada Yerusalem.

Gerakan Zionisme marak dilakukan setelah Perang Dunia I, di mana Inggris mendapatkan mandat untuk membantu mendirikan negara bagi orang-orang Yahudi di wilayah itu.

Secara garis besar, gerakan Zionisme bertujuan untuk membentuk sebuah negara Yahudi sebagai suaka untuk semua bangsa Yahudi di berbagai pelosok dunia.

Sebagian besar orang Yahudi Timur Tengah juga pindah ke Israel, entah untuk menghindari kekerasan anti-Semit atau karena diusir secara paksa.

Semakin banyaknya imigran Yahudi yang datang, semakin banyak pula tanah dibutuhkan untuk dijadikan pemukiman.

Hal ini yang kemudian memicu terjadinya konflik dan sengketa perebutan tanah di antara bangsa Palestina dan Israel.

Sebab, gerakan Zionisme yang didukung oleh Dana Nasional Yahudi mendanai pembelian tanah di Palestina yang masih menjadi jajahan Ottoman Turki.

Konflik yang terjadi didasari oleh kekhawatiran Ottoman terhadap para pendatang Yahudi yang diduga akan melemahkan kekuasaan Ottoman di Timur Tengah.

Aksi kekerasan pertama pun terjadi pada 1880-an terhadap para imigran di Palestina.

Sejak saat itu, konflik pun terus terjadi.

Baca juga: Negara-Negara yang Tidak Mengakui Israel

Tidak puas dengan Deklarasi Balfour

Sampai hari ini, wilayah Palestina masih terus bergejolak karena belum terlepas dari konflik dengan Israel.

Konflik Israel-Palestina semakin memanas setelah dikeluarkannya Deklarasi Balfour pada 2 November 1917.

Lahirnya Deklarasi Balfour didorong oleh semakin dominannya gerakan zionisme, terutama selama Perang Dunia I (1914-1918).

Pada masa Perang Dunia I, zionisme politik semakin dominan dan para zionis meminta Inggris dan Amerika untuk memberikan jaminan bahwa jika Utsmaniyah yang masih menguasai Palestina kalah, Yerusalem akan diubah menjadi negara Yahudi.

Keinginan itu mendapat dukungan dari pemerintahan Lloyd George di Inggris dan tokoh-tokoh berpengaruh di Amerika.

Tujuan Inggris mendukung zionis adalah untuk memenangi Perang Dunia I.

Dengan mendukung zionis, Inggris berharap mendapat dukungan dari para pemodal Yahudi agar dapat membujuk Amerika dan Rusia untuk memberi dukungan selama Perang Dunia I berlangsung.

Pada 1917, Inggris berhasil menguasai Yerusalem.

Lalu, pada 2 November 1917, Deklarasi Balfour yang disusun oleh Arthur Balfour dikeluarkan.

Sayangnya, dalam Deklarasi Balfour tidak ditulis secara jelas bahwa Palestina akan dijadikan negara Yahudi.

Hal ini kemudian dimanfaatkan untuk mewujudkan cita-cita mendirikan negara Yahudi di Palestina.

Sejak saat itu, konflik pun terus berlangsung antara Palestina dan Israel.

Baca juga: Deklarasi Balfour, Akar Konflik Israel dan Palestina

Tidak puas dengan Rencana Pembagian Palestina

Konflik Israel dan Palestina semakin memanas pada 1947, ketika PBB mengadopsi Rencana Pembagian Palestina yang bertujuan untuk membagi wilayah menjadi negara Yahudi dan Arab.

Meskipun beberapa negara mendukung rencana ini, negara-negara Arab dan Palestina menolaknya dengan tegas.

Hingga 14 Mei 1918, komunitas Yahudi di Palestina mendeklarasikan berdirinya negara Israel di depan 259 tamu undangan di Museum Tel Aviv.

Berdirinya negara Israel ini kemudian memicu terjadinya perang besar di Timur Tengah yang melibatkan negara Arab dan Israel.

Pertempuran hebat pun berlangsung selama 10 bulan, yang menghasilkan hampir 60 persen wilayah dikuasai oleh Israel.

Sampai Sabtu (7/10/2023), serangan besar-besaran masih terus terjadi dalam konflik Israel-Palestina yang tak kunjung berkesudahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com